Kamis, 25 April, 2024

Bantu Masyarakat Hadapi Dampak Pandemi, Psikologi Uhamka Gelar Webinar Series

MONITOR, Jakarta – Pandemi Covid-19 memaksa terjadinya perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Bekerja dan belajar semua berpusat di rumah. Menumpuknya semua aktivitas di rumah, ternyata menimbulkan banyak persoalan. Mulai dari hubungan suami istri, menumpuknya beban pekerjaan orang tua karena harus bekerja dan mengurusi anak pada waktu yang bersamaan hingga masalah kebosanan dan keletihan belajar yang dialami anak-anak di rumah.

Dalam rangka mengatasi sejumlah persoalan tersebut, Fakultas Psikologi UHAMKA Jakarta menyelenggarakan Webinar Series. Wakil Dekan Fakultas Psikologi UHAMKA Ilham Mundzir mengatakan, Webinar ini diselenggarakan sebagai bentuk tanggung jawab sosial Fakultas Psikologi Uhamka untuk aktif terlibat dalam membantu masyarakat agar dapat tetap sehat jasmani dan mental di tengah-tengah pandemi.

“Sasaran dari kegiatan ini diharapkan membantu masyarakat, terutama orang tua, guru dan pelajar atau mahasiswa supaya tetap produktif dan bersemangat meski menghadapi sejumlah tantangan dan keterbatasa akibat pandemi Covid-19,” ujar Ilham Mundzir, dalam keterangannya.

Untuk Webinar Seri pertama, Fakultas Psikologi UHAMKA mengangkat tema Menjaga Relasi Pasutri Selama Karantina Diri dengan narasumber, Anisia Kumala, Lc., M.Psi. Psikolog dan Dekan Fakultas Psikologi UHAMKA ini membagikan panduan bagaimana pasutri tetap harmonis di rumah meski harus tetap bekerja, mengasuh, dan mendampingin akan dalam aktivitas belajarnya pada saat yang bersamaan.

- Advertisement -

Anisia mengatakan, salah satu upaya penting yang harus dilakukan suami dan istri adalah mengalokasikan waktu bersama. Selain itu, komunikasi dan saling pengertian harus ditumbuhkan baik oleh suami maupun istri.

Sementara itu, Webinar Seri Kedua mengangkat tema Mengelola Stress Pengasuhan Di Masa #DiRumahAja. Bertindak sebagao narasumber, Dewi Trihandayani, M.Psi., yang merupakan Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi ini membagikan tips bagaimana agar orang tua terhidar dari stress.

Kemudian Webinar Seri ke-3 mengangkat tema strategi mengatasi letih belajar di masa pandemi covid-19, dengan strategi yang tepat sasaran. Mengingat dampak pandemi Covid-19 ini tidak hanya mengharuskan pelajar untuk belajar secara daring saja, akan tetapi dihimbau untuk tetap dirumah. Belum lagi kebutuhan teknologi yang harus dipenuhi untuk menunjang proses pembelajaran.

Sedikitnya tercatat ada 246 aduan di KPAI soal belajar daring, para pelajar mengeluhkan 2 hal diantaranya tugas yang menumpuk dan kuota. Hal ini rentan memicu academic burnout, sindrom yang ditandai oleh kelelahan emosional, sinisme, dan academic inefficacy dari kegagalan yang berkelanjutan untuk mengatasi academic stress.

Menurut Reber (2010) kelelahan belajar ditandai dengan tanda-tanda seperti: gangguan makan, kelelahan secara fisik, sulit mengatur emosi, kehilangan motivasi, tidak dapat memproses informasi atau pengalaman dengan baik, dan merasa seakan-akan pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar tidak ada kemajuan. Adapun faktor penyebab dari academic burndout itu sendiri diantaranya: cara atau metode yang tidak bervariasi, belajar hanya di tempat tertentu, suasana belajar yang tidak berubah-ubah, adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut saat belajar, dan kurangnya aktifitas rekreasi atau hiburan.

Dalam webinar series 3 ini, Annisa Rizky Andriani, M.Psi., Psikolog selaku narasumber mengatakan bahwa strategi yang tepat sasaran diperlukan untuk mengatasi rasa lelah karena belajar di saat pandemi covid-19 ini. Ia mengatakan langkah pertama diawali dengan analisa masalah terlebih dahulu, jika sudah dilanjutkan dengan tetapkan prioritas mana yang lebih penting atau kurang penting dan mana yang lebih mendesak atau kurang mendesak.

“Selanjutnya kenali potensi diri baik internal yakni memiliki waktu luang, karakter pribadi: gigih, sabar, dan lain-lain, maupun eksternal seperti lingkungan yang mendukung, rekan kerja yang kompak), kemudian rancang strategi, dan dibarengi dengan menerapkan pola hidup sehat,” ujar dosen di Fakultas Psikologi UHAMKA ini.

Dengan demikian, kata Annisa, akan terwujud semangat belajar yang tidak hanya saat pandemi covid-19 saja, akan tetapi sepanjang hayat. Karena sejatinya kehidupan adalah tentang belajar, belajar menghargai, mengasihi, menghormati, hingga memahami keadaan dimana saat pandemi covid-19 ini yang akan survive bukan individu yang paling kuat, yang survive adalah individu yang adaptive changes.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER