MONITOR, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta untuk lebih mengutamakan pembukaan sekolah ketimbang tempat hiburan malam (THM) dan griya pijat. Hal ini menyusul adanya rencana pembukaan sekolah dan THM pada PSBB transisi fase II.
Untuk jadwal pembukaannya memang belum ditentukan, karena DKI masih menunggu hasil evaluasi PSBB transisi fase I yang dimulai dari 5 Juni sampai akhir 28 Juni 2020.
“Kalau tempat pijat plus-plus dan karaoke itu buat apa? Menurut saya sekolah yang harus tetap diutamakan,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani kepada wartawan Jumat (19/6).
Zita mengatakan, pembukaan kembali sekolah sangat diperlukan, apalagi menjelang kenormalan baru akibat Covid-19. Salah satu tempat yang mendesak harus dibuka adalah perguruan tinggi.
“Kampus-kampus harus sudah buka supaya mahasiswa-mahasiswa kita secepatnya lulus jadi dokter dan jadi perawat dan ilmuwan bikin vaksin,” ujar Zita.
Politisi dari PAN ini menyebut, mahasiswa yang pendidikannya berkaitan dengan praktik sangat sulit menyerap pengetahuan melalui online yang selama ini diterapkan kementerian dan pemerintah daerah selama Covid-19. Mereka sangat membutuhkan laboratorium atau tempat praktik untuk mengaplikasi materi yang diajarkan kampus.
“Mahasiswa kedokteran kita apa kabarnya karena sudah tiga bulan tidak kuliah. Mana bisa belajar (ilmu) kesehatan cuma mikir di internet, kan harus praktik membelah mayat segala macam,” jelas Zita.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pihaknya baru akan membuka operasional sekolah ketika kasus Covid-19 di wilayah setempat dinyatakan aman. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menyebut, saat ini sekolah belum dinyatakan aman dibuka kembali untuk anak-anak.
“Kami di Jakarta belum ada rencana membuka sekolah. Sampai kondisi wabah di DKI benar-benar terkendali dan aman untuk anak-anak,” kata Anies Baswedan di Mal Kota Kasablanka, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (16/6/2020) petang.
