MONITOR, Jakarta – Gelombang protes atas kematian George Floyd di sejumlah wilayah Amerika Serikat menuai perhatian Anggota DPD RI Asal Papua, Yorrys Raweyai. Ia berpandangan meski menjadi musuh bersama, polemik yang dipicu perbuatan rasisme hampir menjadi persoalan akut dihampir setiap negara, termasuk Indonesia.
Yorrys pun mengingatkan kejadian pada tahun 2019, dimana publik dihebohkan oleh demonstrasi besar-besaran diiringi kekerasan yang dialamatkan kepada sekelompok mahasiswa asal Papua dan Papua Barat di tanah Jawa.
“Unjuk rasa merebak di sebagian wilayah di Indonesia, hingga di Papua dan Papua Barat,” kata Yorrys dalam pesan singkatnya, Rabu (3/6).
Terlepas dari proses hukum yang telah berlangsung, sambung Yorrys, sepatutnya mewaspadai suasana psikologis publik Papua yang setiap saat bisa tersulut oleh situasi yang terkadang menjadikan mereka sebagai objek perlakuan rasis.
“Bukan hanya dari pihak aparat keamanan, tapi juga dari sesama anak bangsa sendiri,” ucapnya mengingatkan.
Apalagi, imbuh politikus Golkar itu, dalam suasana pandemi COVID-19, pemerintah telah menugaskan aparat keamanaan (Polri) bekerjasama dengan aparat TNI untuk turut mendisiplinkan masyarakat, dan tentu tugas tersebut tentu tidaklah mudah.
“Memerlukan kesabaran dan kejelian dalam merespon persoalan dan perilaku masyarakat di lapangan.” ujarnya.
Bagi masyarakat Papua, lanjut Ketua MPR for Papua ini, persentuhan dengan aparat keamanan, baik dari pihak Kepolisian maupun TNI bukanlah hal yang baru untuk masyarakat tanah Cendrawasih tersebut. Sebagai wilayah yang memang selalu dirundung masalah keamanan dan ketertiban, menurutnya Papua sudah terbiasa dengan pemandangan kekerasan dan aksi-aksi aparat dalam menangani persoalan.
Hanya saja, ia meminta tindakan-tindakan tersebut tidak boleh menyisakan tindakan rasis, atau menyinggung kondisi dan situasi yang sedang dialami masyarakat Papua itu sendiri.
“Kesabaran dan kejelian dalam menangani persoalan masyarakat Papua sangat dibutuhkan, agar tidak memunculkan luka dalam perasaan mereka yang notabene bagian dari anak bangsa sendiri,” tegas dia.
Oleh karena itu, Yorrys mengharapkan kepada seluruh komponen bangsa agar tidak terpancing isu-isu luar yang justru menjadi pintu masuk dalam memecah belah persatuan dan kesatuan, termasuk tindakan kejahatan atas nama apapun harus ditangani secara baik dan profesional sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Saya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua dan Papua Barat di manapun berada untuk saat ini berusaha menjalin kebersamaan demi menguatkan kita menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang telah menguras energi sosial-kemasyarakatan kita.” imbuh Yorrys.
“Saatnya untuk bersatu padu dan bergandengan tangan. Sebagai negara yang besar, persatuan dan kesatuan menjadi kekuatan sekaligus kelemahan saat kita lengah,” pungkasnya.