INDUSTRI

Di Masa Pandemi, Kemenperin Tetap Kawal Investasi Sektor Industri

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan investasi sektor industri di tanah air, baik itu datangnya dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau penanaman modal asing (PMA). Hal ini guna tetap memacu roda perekonomian nasional, meskipun sedang dalam tekanan berat akibat dampak pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan kami senantiasa mengawal masuknya investasi di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (2/6).

Menperin menegaskan, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait berupaya memastikan proses penanaman modal oleh para calon investor bisa berjalan tanpa hambatan. Agar investasi tersebut dapat terealisasi cepat, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan strategis, mulai dari deregulasi hingga pemberian insentif fiskal dan nonfiskal.

“Di tengah kondisi sulit seperti saat ini, karena adanya wabah korona, kami juga sudah mengusulkan berbagai stimulus agar industri kita bisa meningkatkan produktivitasnya. Sebab, aktivitas manufaktur selama ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional, seperti dari capaian nilai investasi dan ekspor,” paparnya.

Kemenperin mencatat, sektor industri masih menjadi penyumbang paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional hingga 19,98% pada triwulan I tahun 2020. Walaupun diterpa dampak pandemi Covid-19, ekspor dari industri pengolahan selama tiga bulan pertama tahun ini mampu menyetor hingga 78,96% terhadap total nilai ekspor nasional yang mencapai USD41,78 miliar.

Bahkan, sepanjang Januari-Maret 2020, total penanaman modal sektor manufaktur menyentuh angka Rp64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp44,2 triliun. Nilai investasi industri manufaktur di kuartal I-2020 tersebut memberikan kontribusi signifikan hingga 30,4% dari total investasi keseluruhan sektor yang menembus Rp210,7 triliun.

“Masuknya investasi juga akan meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri serta memberikan nilai tambah bagi bahan baku lokal dan mendongkrak daya saing industri kita. Selain itu, mendukung pembangunan daerah dan memberikan efek yang luas pada pembukaan lapangan kerja. Hingga saat ini, total penyerapan tenaga kerja di sektor industri lebih dari 18,87 juta orang,” imbuhnya.

Menurut Menperin, Indonesia perlu menangkap peluang investasi dari berbagai negara potensial, terutama mereka yang ingin merelokasi pabriknya seperti beberapa perusahaan Amerika Serikat dan Jepang. “Oleh karenanya, kita harus benar-benar persiapkan dengan matang, termasuk ketersediaan kawasan industri dan infrastruktur yang terintegrasi,” tegasnya.

Apalagi, Indonesia dinilai masih menjadi negara tujuan investasi karena memiliki keunggulan dari letak geografis dan pasar domestik yang besar sehingga dapat dijadikan hub manufaktur di wilayah ASEAN. Daya tarik lainnya bagi investor, Indonesia telah menyatakan kesiapan dalam menerapkan industri 4.0 karena produksi akan lebih berkualitas dan efeisien dengan penggunaan teknologi terkini.

Agus menambahkan, dalam memantau kegiatan dan melakukan pembinaan industri khususnya di masa pandemi COVID-19, Kemenperin terus bersinergi dengan pemerintah daerah.

“Dengan dukungan dari pemda, pengembangan industri nasional bisa lebih cepat, sehingga bisa menjadi ujung tombak atau motor penggerak utama bagi perekonomian nasional,” tuturnya.

Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam kurun lima tahun terakhir, sejak 2015 hingga triwulan I-2020, investasi di industri makanan menjadi sktor yang tertinggi menggelontorkan dananya di tanah air dengan nilai mencapai Rp293,2 triliun atau berkontribusi 21,7% dari total investasi sektor manufaktur sebesar Rp1.348,9 triliun.

Sektor berikutnya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang menunjukkan peningkatan pada tahun 2019 dan triwulan I 2020 dengan total investasi mencapai Rp266,7 triliun. Selanjutnya, industri kimia dan farmasi berada di peringkat ketiga dengan nilai investasi Rp243,9 triliun.

“Salah satu sektor yang sedang kami genjot investasinya adalah industri farmasi. Hal ini sejalan dengan target kemandirian sektor kesehatan, baik industri farmasi maupun industri alat kesehatan,” pungkas Menteri AGK.

Recent Posts

Dorong Penguatan Gagasan Prabowo untuk Islam Global, Menag: Indonesia Harus Jadi Produsen

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya Indonesia mengambil posisi sebagai produsen gagasan…

18 menit yang lalu

Investasi Manufaktur Global Terus Meningkat di Luar Jawa

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa arah investasi nasional pada 2026…

2 jam yang lalu

Walikota Sabang dan Batam Menghadap Mentan Jam 6 Pagi, Dapat Solusi Permanen

MONITOR, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk menghadirkan solusi permanen…

3 jam yang lalu

Daftar 10 Rektor H-Index Tertinggi di Indonesia, UIN Bandung Diatas UGM

MONITOR, Jakarta - Lembaga pemeringkatan AD Scientific Index kembali merilis daftar 10 rektor dengan H-Index…

3 jam yang lalu

Festival Majelis Taklim 2025 Usung Pesan Harmoni dan Ekoteologi, Ada 6 Kategori Lomba

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam menggelar Festival Majelis Taklim sebagai ajang…

4 jam yang lalu

TelusuRI Gelar Pameran ‘Ekspedisi Arah Singgah: Makan Key Almig’ di Papua

MONITOR, Jakarta - TelusuRI melalui program Arah Singgah menyelenggarakan “Pameran Ekspedisi Arah Singgah: Makan Key…

4 jam yang lalu