PERTANIAN

Mentan Minta Jajarannya Tancap Gas Kawal Pangan

MONITOR, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo beserta pegawai Kementerian Pertanian (Kemenperin) melaksanakan Halal bihalal dalam suasana Idul fitri secara virtual di Agriculture War Room (AWR) Kantor Pusat Kementan, Selasa (26/5). Acara tersebut terhubung dengan 650 kanal kantor dan Pegawai Kementan se-Indonesia.

Mentan SYL mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dalam perjalanannya, pasti pernah melakukan kesalahan dan kekeliruan. Idul Fitri, menurutnya adalah momentum untuk kembali fitrah, menjadi suci karena kita mau memaafkan satu dengan yang lain.

“Maaf menjadi penting. Kita melepaskan beban-beban kebencian, ganjalan. Makna itu mari kita hadirkan di hari fitri ini. Bukan hanya sekedar mengucapkan maaf, tapi kita mampu menyelesaikan secara proporsional, rasional, dan normatif,” kata SYL.

Halal bihalal yang dilakukan secara online diakui SYL adalah pengalaman pertama baginya, dan berbeda dengan tahun sebelumnya. Menurutnya,  semua pihak harus bisa memetik substansi dan hikmah dari adanya pandemi Covid19.

“Kita bersyukur, dengan pandemi, keberadaan teknologi informasi, artificial intelegent, dan kecanggihan teknologi ini mampu mempertemukan kita semua. Kita harus bisa menyelamatkan kehidupan besok. Hari ini harus lebih baik dari yang kemarin,” kata SYL.

Pada Kesempatan itu, SYL mengingatkan kepada jajaran Kementan untuk tidak menyandarkan sedikitpun pada importasi, demi kemandirian bangsa. Urusan pangan 267 juta rakyat Indonesia tetap harus ditangani dengan baik.

“Impor memang bukan sesuatu yang diharamkan. Tetapi tidak boleh kemandirian bangsa ini tersandera oleh itu. Kalau begitu, kita harus bekerja lebih keras.  Petani harus dimotivasi dan tetap disemangati,” ujarnya.

Karenanya Mentan meminta seluruh jajaran Kementan terus bersemangat, dan tidak boleh mundur walau hanya setapak, meski dalam kondisi terbatas seperti saat ini. Integritas pegawai harus melompat melebihi level yang ada saat ini, dan tidak bekerja setengah hati.

“Mulai hari ini tancap gas. Tidak boleh berpikir dan bertindak biasa. Harus out of the box. Kita tidak boleh membiarkan bangsa yang besar ini terseok-seok,” ujar SYL.

Menangani sektor pertanian menurut SYL tidak cukup hanya dengan pendekatan teknis. Menurutnya,  social engineering agriculture juga dibutuhkan. Bekerja secara humanis dengan pendekatan hati, serta melalui empati.

Acara ramah tamah secara virtual ini, diakhiri dengan ucapan permohonan maaf Mentan pada seluruh pegawai, utamanya bila dirinya ada salah dan khilaf di tahun pertamanya di Kementan.

Recent Posts

Calon Siswa Madrasah Ibtidaiyah Bercita-cita Jadi Presiden

MONITOR, Jakarta - Seorang anak berusia enam tahun bernama Syahrul mencuri perhatian Menteri Agama Nasaruddin…

7 menit yang lalu

Kemenperin Klaim Desain Kemasan Berperan Penting Angkat Daya Saing Produk IKM

MONITOR, Jakarta - Fungsi kemasan tak sekadar menjadi pemanis atau pelindung bagi sebuah produk, tetapi…

2 jam yang lalu

DPR Berperan Batalkan Program Rumah Subsidi 18 Meter Persegi yang Tak Manusiawi

MONITOR, Jakarta - Kementrian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) akhirnya membatalkan usulan soal wacana pengecilan…

2 jam yang lalu

PT JMTO Raih Prestasi di Turnamen Tenis Meja Direktorat Operasi Jasa Marga 2025

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka mempererat sinergi dan semangat sportivitas antarunit kerja, Direktorat Operasi PT…

3 jam yang lalu

PB IKA-PMII Priode 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Ini Susunanya!

MONITOR, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) priode…

3 jam yang lalu

40 Jemaah Masih Dirawat di Saudi, KUH Rilis Nomor yang Bisa Dihubungi Keluarga

MONITOR, Jeddah - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H selesai pada 11 Juli 2025 seiring…

4 jam yang lalu