Jumat, 29 Maret, 2024

KPI: Media Wajib Beritakan Pandemi Corona Sesuai Fakta Proporsional

MONITOR, Jakarta – Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Hardly Stefano, mengatakan bahwa KPI senantiasa mendorong media massa menghadirkan informasi yang benar demi kepentingan publik.

Apalagi di tengah hiruk–pikuk komunikasi melalui sosial media, dimana seringkali berkembang informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, bahkan masuk dalam kategori hoax atau berita bohong.

“Pemberitaan melalui lembaga penyiaran merupakan kontrol sosial yang harus senantiasa melalui proses verifikasi agar dapat menyampaikan fakta yang benar serta berdasarkan data yang akurat. Namun di tengah pandemi Covid-19, pemberitaan melalui televisi kerap mendapat tudingan negatif,” kata Hardly dalam rilis yang diterima, Senin (11/5/20).

Media massa memang kerap gamang, sebagai contoh, Ketika memberitakan perkembangan covid-19, media dianggap menakut-nakuti. Sebaliknya ketika tidak menyampaikan berita tentang covid-19, dinilai menutupi fakta.

- Advertisement -

Ketika menyampaikan kritik atas kebijakan pemerintah, media dinilai tendensius, namun ketika mengapresiasi pemerintah, media dianggap telah menjadi alat kekuasaan. 

Komisioner bidang kelembagaan ini mengakui bahwa dalam pemberitaan melalui TV terkadang menyampaikan informasi yang cenderung sensasional, untuk menarik perhatian publik.

“Namun selama ditujukan untuk kepentingan publik, serta tetap berada dalam koridor Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, maka KPI menilai bahwa pemberitaan masih menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial khususnya terhadap berbagai kebijakan pemerintah,” ujar Hardly.

KPI meminta agar pemberitaan melalui media massa senantiasa menyampaikan data yang benar dan fakta yang proporsional, agar dapat membangun optimisme publik dalam menghadapi pandemi covid-19 ini.

Selain itu, KPI juga meminta agar berbagai kebijakan pemerintah terkait penangangan covid-19 disampaikan melalui Iklan Layanan Masyarakat, serta disisipkan dalam berbagai program siaran lainnya,” tegas Hardly.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER