MONITOR, Jakarta – Sejak pertama kali tayang di TVRI pada Senin, 13 April 2020 lalu, Program Belajar dari Rumah besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah diikuti sebagian besar anak didik di Indonesia, mulai dari jenjang pendidikan Paud hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Beragam pendapat mewarnai implementasi program yang digadang mampu membantu tersalurnya hak menerima pendidikan bagi siswa-siswi yang kini harus belajar dari rumah karena pandemi Covid-19. Mulai dari dukungan dari berbagai pihak hingga kritik akan program yang tayang di TVRI mulai pukul 8.00 WIB tersebut.
Guna mengetahui lebih jauh, MONITOR mencoba menghubungi beberapa orangtua dari beberapa daerah guna berbagi pengalaman dalam membimbing anak-anaknya belajar dengan bantuan tayangan Program Belajar dari Rumah di TVRI.
Rohiba, salah satu wali murid di Sekolah Dasar Negeri Keden Sari, Tanggulangin mengaku terbantu dengan tayangan Belajar dari Rumah. Pasalnya, sejak sekolah memberlakukan pembelajaran secara daring, mau tidak mau dirinya juga berperan membimbing anaknya yang kini duduk di bangku kelas 4 tersebut.
“Tidak semua pelajaran kita mengerti, sedangkan anak kalau nggak ngerti langsung tanya, sebisa mungkin jadinya orangtua harus belajar juga,” ujarnya saat dihubungi MONITOR, Senin (28/4).
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya tayangan Belajar dari Rumah, anak mendapatkan materi dari pakarnya langsung, meski guru juga memberikan bimbingan melalui platform digital. “Jadi anak gampang hafal karena berulang-ulang menerima materi dengan dua cara, yang satu dari guru, yang satu dari TV yang interaksinya beda,” tuturnya.
Lain lagi Masyitoh, Wali Murid salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu di Tangerang Selatan ini mengaku kesulitan mengajak anaknya untuk dapat tetap fokus dengan tayangan Belajar dari Rumah, kendati demikian, dirinya dengan berbagai macam cara menggiring anaknya agar dapat tetap mengikuti tayangan yang sesuai dengan jenjang pendidikan anaknya.
“Agak susah ngajaknya, tapi ya kita tidak kehabisan akal, biasanya biar anteng belajarnya, kita temenin, terus kita kasih cemilan biar anteng. Secara keseluruhan sih menurut saya sudah bagus ya, tinggal ditambah saja durasinya, jangan terlalu cepat, biar anak juga bisa mencatat yang penting-penting,” tuturnya.
Masyitoh mengakui, sejak adanya tayangan Belajar dari Rumah di TVRI, dirinya dapat beraktifitas sembari memantau anaknya belajar. Sebelumnya, dirinya harus memantau waktu demi waktu sambil menunggu intruksi dari sekolah yang disampaikan melalui grup WhatsApp.
“Agak enteng sih. Meskipun kalau ada tugas ya tetep masih mendampingi. Karena kan masih kelas 4, banyak juga yang nggak ngerti maksut pertanyaan,” terangnya.
Sebagai informasi, Program Belajar dari Rumah merupakan upaya Kemendikbud dalam membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat Covid-19. Khususnya membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan akses internet, baik karena ekonomi maupun letak geografis. Program itu sendiri muncul sebagai respon Kemendikbud terhadap masukan Komisi X DPR RI pada Rapat Kerja 27 Maret 2020 lalu.