Koordinator Nasional Relawan Merah Hati Indonesia, Hendri Kurniawan (dok: Istimewa)
MONITOR, Jakarta – Relawan Merah Hati Indonesia meminta Staf Khusus Milenial Presiden lainnya mengikuti jejak Adamas Belva Syah Devara yang mengundurkan diri. Pasalnya, mereka dinilai tidak memiliki kontribusi selama membantu Presiden Joko Widodo.
“Sikap ksatria Belva patut dicontoh,” kata Koordinator Nasional Relawan Merah Hati Indonesia, Hendri Kurniawan di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Hendri menilai, staf khusus milenial dengan gaji Rp51 juta per bulan juga bisa menghabiskan kas negara di tengah pandemi virus corona.
Bahkan menurutnya, stafsus milenial Andi Taufan juga sempat blunder dan memanfaatkan perusahaannya PT Amartha Mikro Fintek dengan mengirimkan surat seluruh camat di Indonesia.
Jika seorang yang duduk sebagai pejabat mendapatkan proyek pemerintah, Hendri mengatakan hal itu akan rentan dengan conflict of interest. Terlebih, KPK pernah mengingatkan konflik kepentingan bisa menghasilkan korupsi.
“Blunder yang menjadi beban presiden salah satu contonya Andi Taufan. Usia muda sudah memanfaatkan konflik kepentingan untuk perusahaannya,” ucap kader Muhammadiyah ini.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir di Aceh,…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan…
MONITOR, Jakarta - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menuntut sejumlah perusahaan besar pelaku perusakan dan…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah banjir…
MONITOR, Tangsel - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Kuliah Umum dengan pembicara…
MNITOR, Surabaya - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Jamaluddin,…