Rabu, 9 Oktober, 2024

Marhaban Ya Ramadhan Sebagai Bulan Muhasabah Bangsa di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Dr. Samsul Bahri, MA
Dalam Bidang pendidikan Islam

Selamat datang Ramadhan inilah sebuah ungkapan bagi seluruh kaum muslimin baik di seluruh dunia maupun Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

Bulan ramdhan adalah yang mampu membuat ummat Islam merubah perilaku dari buruk menjadi yang lebih baik. Dan inilah yang diinginkan dari tujuan ibadah puasa yakni terjadinya sebuah perubahan dari perilaku yang buruk menjadi perilaku yang baik.

Akan tetapi jika puasa tidak membuahkan hasil, maka kita kehilangan ruhani spritual ditahun ini. Oleh sebab itu, mari dengann kesungguhan dan kerja keras memanfaatkan ramadhan sebagai bulan kasih sayang, dan pengampunan dosa.

Untuk meraih piala yang sangat bergensi yakni menjadi manusia yang mampu menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan napas kehidupan dalam berbagai bidang atau profesi yang dikerjakan di dunia ini.

Ramdhan kali ini berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Pandemi virus corona menghantui kehidupan manusia. Namun, layaknya tiap kejadian, pasti ada pelajaran yang bisa diambil sebagai bahan perbaikan diri.

Corona bukan siksa tapi peringatan supaya kita menjadi lebih baik dan banyak menjalin hubungan antar sesama. Kita diingatkan dan peringatan adalah nikmat,” kata KH Quraish Shihab. Kemudian bagaimana kita secara bersama-sama memastikan bahwa wabah COVID-19 ini sebagai rahmat untuk kita untuk memetik hikmah dan juga menjalankan kegiatan-kegiatan ibadah secara lebih seksama,” katanya.

“Mari kita songsong Ramadhan dengan kesiapan lahir batin, fisik dan juga mental serta pemahaman baru, kebiasaan baru ibadah di tengah wabah COVID-19,”

Menurut Asrorun menghindari kerumunan di tengah wabah juga menjadi ibadah. Situasi dan kondisi baru menuntut pemahaman baru dan juga cara-cara baru tetap di dalam koridor syariah. COVID-19 ini bukan halangan untuk pelaksanaan ibadah, menghindari kerumunan yang potensial penyebaran virus adalah ibadah di sisi Allah SWT,”

Ramdhan Muhasabah Bangsa
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mau belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh bangsa tersebut dan mengambil pelajaran dari problem tersebut serta mencari solusinnya, demikian halnya dengan Puncak kemajuan dan prestasi seorang manusia dalam hidup ini akan sangat tergantung bagaimana mengevaluasi dirinya dalam kehidupan ini untuk kemudian mengambil hikmah serta motivasi untuk melakukan yang terbaik yang dalam hidup ini.

Termasuk dalam persoalan amal baik yang terus mau mengalakukan intropeksi agar hubungan kita kepada sang maha pencipta tersabung. Oleh karena itu, dengan menjalankan puasa ramadhan beberapa hari ini umat islam dapat merenungkan kembali apa yang dilakukan beberapa hari ini, sehingga memotivasi kita untuk terus meraih prestasi ruhani di bulan ini. Mari menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)

Semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.

Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada semangat puasa.

Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan.

Menyebarkan syiar Islam walaupun lewat online dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan.

Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan.

Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan. Bahkan puasa merupakan bentuk pelatihan rohani (spritual execise) yang bila dijalani dengan niat suci dapat mengantarkan seorang sampai kederajat taqwa.

Dikalangan kaum sufi, derajat ketaqwaan ini merupakan puncak pencapaian rohani yang paling indah dan acapkali di sebut faqr. Dalam terminologi tasawwuf faqr dimaknai sebagai kemiskinan spritual yang mengandalkan akan kebutuhan dengan Tuhan.

Mari kita sebagai bangsa yang besar menjadikan ramdhan bulan muhasabah yang pada gilirannya mampu memanfaaatkan semangat puasa sehingga gelar insan mutataqin atau yang mampu menghadirkan Tuhan dalam setiap nafas dan langkah dalam hidup ini dapat kita raih.

Tentu saja sekolah ramdhan akan membuahkan hasil yang akan melahirkan peserta didik atau anak didik yang jujur, ikhlas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Dan semoga pemimpin-pemimpin dinegeri ini lahir dari sekolah ramdhan.

Mari kita semua memanfaatkan semangat dan prestasi puasa kita untuk melakukan puasa sosial. Yaitu, dimulai dari pembersihan diri, keluarga, dan kemudian pembersihan pada tubuh dan jiwa masyarakat serta birokrasi Negara.

Ketika rakyatnya telah menjalani puasa ramadhan, kini giliran pemerintah dan politisi harus berani menerapkan ethos puasa untuk mencerahkan kerangka pemikiran mereka dalam kehidupan berbangsa, agar bangsa ini bisa meraih kembali martabat fitrahnya, sebuah bangsa yang berkeadaban, yang hidup dengan spirit dan etika kejujuran, kesucian, kebenaran, dan kerukunan.

Demikianlah, semoga semua amal amal ibadah madrasah ramadhan kita memperoleh ridha Allah, kita memperoleh ampunan-Nya, dan semoga di hari-hari ke depan kita lebih mampu dan lebih teguh menjaga amal ibadah kita sehingga terhindar dari jurang kehinaan.

Rakyat sudah terlalu lelah untuk merindukan tampilnya sosok pemimpin alumni puasa yang memelihara amanah dengan etika kejujuran dan bisa menjadi tauladan, yang merupakan kunci sukses bangsa dan Negara manapun di dunia.

Kalau kita tidak bisa memelihara dan menerapkan ethos dan spirit puasa dalam kehidupan sehari-hari, maka jangan-jangan kita termasuk orang yang disinyalir Al-Qur’an sebagai umat yang memperolok-olok dan mendustakan agama, secara lahirnya tampak beragama namun batinnya penuh kekufuran.nau’dudzubika mindzalik.

Dengan demikian, puasa yang kita jalani dibangsa ini ditengah virus covid-19 tidak menghalangi mencapai puncak spritual walaupun kita dirumah saja, untuk mencapai tazkiya an-nafs, jika boleh memimjam istilah sastrawan Dante pausa merupakan proses purgatorio suatu tahapan dimana seseorang dapat melakukan pembersihan diri dan pertobatan atas segala prilaku dosa yang mengotori kesucian rohani.

Dengan cara demikian, kita mencapai sebuah kemenangan baik secara spritual maupun kemenangan dalam melawan virus corona COVID -19 ini. Badai ini pastilah berlalu, dengan semangat ramadhan kita menjaga dan mematuhi larangan untuk tidak ke luar rumah.

Karena setiap saat mengalami peningkatan jumlah korban, maka untuk memutus matarantai virus tersebut kebijakan lock down, social distancing dan stay at home adalah cara yang amput yang harus diwajibkan bagi kita semua untuk ditaati dan hal ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Orang yang mampu melewati event besar ini sampai finish dengan kesungguhan. Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih piala Ar Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

“Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang memasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan.” (Muttafaq alaih) Mari kita bersungguh-sungguh memanfaat ramadhan dengan banyak melakukan amal-amal kebaikan. Semoga diberi kesehatan oleh Allah agar kita mampu mencapai insan kamil dalam hidup ini.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER