MONITOR, Jakarta – Komitmen pemerintah dalam penyediaan komoditas pangan strategis yang mudah diakses masyarakat, dan terjaminnya kualitas serta ketersediaanya terimplementasi melalui Pasar Mitra Tani yang sebelumnya lebih dikenal Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) yang sudah ada di 34 provinsi di Indonesia.
Terlebih lagi saat ini menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan menjelang puasa, Pasar Mitra Tani bergerak cepat dalam menyediakan kebutuhan pangan berkualitas dan harga terjangkau bagi masyarakat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, kehadiran Pasar Mitra Tani sangat strategis dan harus didorong maksimal sebagai bagian dari solusi di tengah Covid-19 dan kondisi perekonomian yang dihadapi saat ini.
“Kami mendorong Pasar Mitra Tani sebagai solusi dalam menyambung antara kepentingan dan kebutuhan rakyat dengan kebutuhan pangan yang sudah tersedia,” terang Mentan SYL seusai melakukan video conference dengan Kepala Dinas Pangan Provinsi se-Indonesia, di Bogor, Selasa (14/4/2020).
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengungkapkan, berbagai strategi diterapkan antara lain menggandeng kerja sama dengan aplikasi online untuk jasa distribusi bahan pangan.
“Kita apresiasi semakin banyak Pasar Mitra Tani di Provinsi yang menindaklanjuti kerja sama dengan gojek maupun apilkasi online lainnya,” kata Agung.
Dalam video conference tersebut, dilaporkan bahwa provinsi sudah menerapkan penjualan daring agar masyarakat mudah membeli bahan pangan, seperti di Pasar Mitra Tani Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan beberapa provinsi lainnya.
Jelang puasa yang tinggal beberapa hari lagi, Pasar Mitra Tani di setiap provinsi juga akan menggelar pasar murah 11 komoditas pangan strategis antara lain beras, cabai, bawang merah, bawang putih, gula, dan minyak goreng.
Seperti diketahui, bahan-pangan pokok yang dijual di Pasar Mitra Tani relatif lebih murah dari rata-rata harga pasar, namun dengan kualitas yang sama.
Hal ini memungkinkan, karena Pasar Mitra Tani memangkas rantai produksi dari 6-7 rantai menjadi tiga rantai. Pasokan dikirim langsung dari gabungan kelompok petani (Gapoktan) yang memproduksi pangan pokok.