MONITOR, Jakarta – Pemerintah Indonesia belum lama ini menerbitkan surat utang senilai US$4,3 miliar atau Rp68,8 triliun (kurs Rp16 ribu) berdenominasi dolar Amerika Serikat. Diketahui, surat utang ini merupakan rekor ‘sovereign bond’ terbesar dalam sejarah Republik Indonesia.
Namun kebijakan pemerintah menerbitkan surat utang di tengah wabah virus Corona ini justru mendulang kritik dari banyak kalangan, tak terkecuali Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon.
Fadli Zon menyayangkan sikap pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani yang terlihat bangga dengan terbitnya surat utang itu.
“Saya sungguh tak habis pikir mendengar pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menarasikan peluncuran global bond, atau surat utang global, beberapa hari lalu, dengan nada penuh kebanggaan,” ujar Fadli Zon, dalam keterangannya di Twitter, Senin (13/4).
Ia pun merasa malu atas predikat Indonesia sebagai negara pertama yang menerbitkan sovereign bond di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, hal tersebut sama sekali tidak menunjukkan kehebatan. Sebaliknya, kata Fadli Zon, itu menunjukkan betapa ringkihnya perekonomian Indonesia.
“Seolah itu sebuah prestasi. Utang memang bukan aib. Namun, semakin besar utang pemerintah, para pejabat publik seharusnya memperbesar rasa malu, bukannya menebar kebanggaan,” kritik dia.
Lebih jauh, eks Wakil Ketua DPR 2014-2019 ini mengingatkan, tak seharusnya pemerintah menarasikan surat utang itu sebagai sebuah prestasi di saat ekonomi Indonesia justru krisis saat ini.
“Begitu rapuhnya ekonomi kita, sehingga meskipun krisis baru saja dimulai, kita sudah membutuhkan suntikan utang dalam jumlah besar. Sekali lagi, tak sepatutnya hal semacam itu diceritakan sebagai sebuah kebanggaan, apalagi prestasi,” tandasnya.