MONITOR, Jakarta – Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka Diklat Daring Masif dan Terbuka (DIDAMBA), Senin (13/4). Pembukaannya sendiri digelar mecara daring melalui video conference.
Kepala P4TK IPA, Enang Ahmadi menuturkan, program DIDAMBA ini telah memasuki gelombang 2, dimana pada gelombang 1 sejak diluncurkan pada 3 Januari 2020 lalu, sebanyak 550 peserta telah turut serta dalam diklat daring tersebut, dengan 11 mata diklat yang diajarkan, sementara yang mengukuti hingga tahap akhir sebanyak 132 peserta.
“Ankatan kedua (gelobang 2) yang daftar hampri 10 ribu, yang dapat kita akomodir melalui sistem dan infrastruktur yang ada, kita baru bisa menerima 932 peserta, jadi baru 10 persen yang terakomodir, sementara sisahnya menunggu infrastruktur dan pengembangan server,” ujar Enang Ahmadi via video conference.
Lebih lanjut Enang menjelaskan, para peserta yang masuk pada angkatan kedua ini nantinya akan menerima 17 mata diklat, menurutnya, jumlah mata diklat tersebut tidak menutup kemungkinan akan bertambah seiring dengan pengembangan yang tengah dilakukan.
“Kegiatan ini sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait Covid-19, bagaimana P4TK yang telah mengembangkan diklat daring sejak 2019 mampu memberikan solusi terhadap persoalan Covid-19. Alhamdulillah kita bisa mengadakan diklat di tengah situasi saat ini,” jelasnya.
Hadir melalui pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud Supriano mengungkapkan apresiasinya kepada P4TK dan para peserta yang tetap memperjuangkan pendidikan nasional kendati tengah menghadapi pandemi Covid-19.
“Kami apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru yang mengikuti diklat ini, dimana saat ini kita tengah mendapatkan ujian, mudah-mudahan kita dalam lindungan Allah SWT, mudah-mudahan segera berlalu ujian ini,” tutrnya.
Supriano meminta kepada para peserta DIDAMBA, ketika selesai menjalani diklat nanti, agar mereka dapat berkontribusi dan berbagi inovasi melalui laman Guru Berbagi yang belum lama ini diluncurkan Kemendikbud.
Menurutnya, berbagi pengalaman dan inovasi melalui RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh peserta DIDAMBA juga dibutuhkan oleh guru-guru di seluruh Indonesia belum memiliki kesempatan mengikuti pendidikan atau diklat semacam DIDAMBA.
“Kalau peserta DIDAMBA kini ada 932, 50 persennya saja bisa mengunggah RPP-nya di laman Guru Berbagi, saya rasa ini akan sangat luar biasa,” tandas Supriano.