PERTANIAN

Darurat Corona, Permintaan Dua Jenis Larva Kering Tetap Tinggi di Pasar Dunia

MONITOR, Jakarta – Seakan tidak terdampak pandemi Covid-19, ekpor dua jenis larva asal Bogor tercatat tetap tinggi pada triwulan pertama 2020. Larva lalat tentara hitam, black soldier fly (BSF) dan larva kering, magot tercatat terus melapak masing-masing di pasar ekspor Jepang dan Inggris.

Tercatat sepanjang Januari hingga Maret 2020, permohonan sertifikasi kesehatan hewan atau health certificate (HC) sebagai persyaratan teknis dari negara tujuan ekspor di fasilitasi Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok.

“Ekspor bukan hanya soal devisa, tapi juga kebanggaan bagi bangsa. Ini pesan pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red). Untuk itu dibutuhkan pelaku usaha dibidang pertanian yang terus berinovasi,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Jakarta, Minggu (12/4/2020).

Menurutnya, di negara tujuan ekspor, jenis lalat bersih ini digunakan sebagai sumber protein campuran bahan pembuatan pakan ternak seperti unggas dan ikan.

Secara geografis, kita memiliki keuntungan akan banyaknya sinar matahari yang sangat dibutuhkan BSF dalam berkembangbiak. Potensi demikian kita gali, bentuk korporasi dilinkungan terdekat, olah dan garap agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, khususnya petani.

Untuk teknologi pembudidayaan dan bahkan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kementan dengan program strategisnya telah menyiapkannya. Jangan ragu, mari di manfaatkan, ajak Jamil.

Makin Bertumbuh

Purwo Widarto, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan data permohonan fasilitasi ekspor produk pertanian asal sub sektor perternakan ini. Tercatat sebanyak 0,6 ton larva BSF dengan nilai Rp. 44,5 juta dengan tujuan Jepang. Dan larva kering sebanyak 1,4 ton senilai Rp. 857,6 juga tujuan Inggris telah dikirimkan pada periode Januari hingga Maret 2020.

Purwo juga menambahkan, adanya penurunan jumlah permohonan sertifikasi di unit kerjanya sebanyak 26% dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun lalu lintas produk pertanian dan turunannya di Pelabuhan Laut Tanjung Priok tetap berjalan dan kini mulai berangsur meningkat sejalan dengan masa ‘lockdown’ yang telah berakhir di Cina dan beberapa negara lainnya (8/4).

Potensi kekayaan sumber daya alam hayati kita tidak hanya besar, namun sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh pasar dunia.

“Saatnya bergerak cepat dan bahu membahu. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, sektor pertanian juga harus bisa ekspor. untuk menambah devisa,” tukas Jamil.

Recent Posts

Wamenag Harap Ditjen Pesantren Jadi Kado Hari Santri Tahun Ini

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menyampaikan harapan akan segera dibentuknya Direktorat…

5 menit yang lalu

Dana Bergulir LPDB Perkuat Layanan KDMP Wonokerto Pasuruan

MONITOR, Pasuruan - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sebagai satuan kerja dari Kementerian Koperasi terus…

1 jam yang lalu

MBG Makin Banyak Masalah, DPR Langsung Audiensi Dengan Sejumlah Ahli

MONITOR, Jakarta - Komisi IX DPR RI menyoroti kembali ditemukannya berbagai masalah terkait program Makan…

1 jam yang lalu

Menag: Dua Program Prabowo Bikin Santri Belajar Lebih Semangat

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Presiden Prabowo karena…

2 jam yang lalu

KKP Tingkatkan Volume Ekspor Perikanan ke Asia Timur

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menambah jumlah unit pengolahan ikan (UPI)…

3 jam yang lalu

Video Lempar Mikrofon Viral, Komisi VIII DPR Minta Kemenag Periksa Kakanwil NTB

MONITOR, Jakarta — Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB, Maman Imanulhaq, menilai aksi…

3 jam yang lalu