MONITOR, Bandar Lampung – Kisah pandemi Corona selalu berjalan seiring dengan mujizat kesembuhan. Di Lampung, seorang supir taksi yang terpapar Corona berhasil sembuh, hanya dengan modal memelihara semangat hidupnya.
RS, pria berumur 35 tahun adalah pasien kasus nomor 03 positif corona di Lampung yang telah dinyatakan sembuh.
Saat ditemui awak media di rumahnya Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, RS sedang berjemur matahari di depan rumahnya yang sederhana. Gerakan tubuh RS masih terlihat lemah saat membalas sapaan para pewarta yang menemuinya.
Rabu ini (8/4/2020) adalah hari ketiga itu dia diperbolehkan pulang dari Ruang Isolasi RS Abdul Moeloek. Nada bicara supir taksi Bandara Soekarno-Hatta ini terdengar tegar dan ceria ketika menceritakan pengalamannya terjangkit virus corona.
“Alhamdulilah, Mas. Sudah boleh pulang. Bisa kumpul lagi sama keluarga,” kata RS di rumahnya.
Diduga RS tertular virus Corona dari penumpang taksi yang ia bawa beberapa waktu lalu. Ada dua penumpang dia bawa dalam satu hari, sebelum RS mengalami gejala corona.
“Satu dari China atau Jepang, begitu saya bawa dari Mall Taman Anggrek. Lalu agak siang, bawa penumpang dari Kosambi, penumpang yang ini batuk-batuk,” kata RS.
Keesokan harinya, RS demam dan susah menelan makanan. RS pun kembali ke Bandar Lampung di saat dia mengalami gejala corona.
“Ada acara keluarga. Saya belum tahu itu kalau terkena (virus corona),” kata RS. Di Bandar Lampung kondisi RS makin memburuk.
Upaya berobat ke dokter dan rumah sakit tetap tidak mengurangi sakit yang dideritanya. Bahkan RS mulai merasa sesak nafas. “Akhirnya dirujuk ke RS Abdul Moeloek,” kata RS.
Hingga saat masuk ke ruang isolasi, RS tetap belum mengetahui jika dia terkonfirmasi positif corona. RS baru tau, ketika orangtuanya menelepon. “Orangtua saya bilang, kamu pasien (positif) 03. Ya sudahlah. Saya enggak peduli. Saya fokus agar saya sembuh. Saya berusaha tidak peduli sama kabar di luar. Yang penting saya sembuh,” kata RS.
RS mengakui kondisinya sangat menyedihkan ketika diisolasi. Dia hanya bertemu dengan perawat dan dokter selama 18 hari isolasi. Selama dalam perawatan itu berusaha menjaga asa dengan tetap ceria dan pikiran positif.
“Tetap semangat. Jangan pikirin yang lain. Fokus sama kesembuhan diri kita. Ada anak, istri, orangtua yang bisa memberi semangat,” kata RS.
RS juga meminta agar masyarakat tidak mengucilkan keluarga pasien positif corona dan ikut memberi semangat serta dukungan agar mereka lekas sembuh.
“Siapa sih yang mau kena (virus corona) ini? Mohon jangan dikucilkan atau kalau ada yang meninggal, jangan ditolak, bayangkan jika ada salah satu keluarga yang kena,” kata RS.