Rabu, 17 April, 2024

Petani Lakukan Gerdal WBC untuk Amankan Produksi Padi

MONITOR, Jakarta – Para petani tetap bekerja dan berproduksi dalam menyediakan pangan, tentunya dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan ditengah mewabahnya Virus Corona (CoVid-19).

Firdaus Staf Khusus Menteri, Kementerian Pertanian mengatakan sektor pertanian dan Kementan terus bekerja untuk mengamankan produksi padi dari serangan hama dan penyakit terutama hama Wereng Barang Coklat (WBC).

Firdaus menambahkan perlunya koordinasi dalam antisipasi serangan WBC yang saat ini mengalami peningkatan, Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Gerakan Pengendalian (Gerdal) yang saat ini dilakukan cukup efektif dalam pengendalian hama ini,

“Tentunya Bimtek dan Gerdal ini harus memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan ditengah mewabahnya virus Corona,” ungkapnya.

- Advertisement -

Menurutnya, pengendalian menggunakan pestisida sebaiknya tetap memperhatikan prinsip 6T

“Kedepannya saya harapkan pengendalian dilakukan secara pre-emtif dengan mengunakan Agens Pengendali Hayati (APH), sehingga musuh alami tetap ada di lahan,” ujar Staf Khusus Menteri tersebut saat menyampaikan arahan kepada petani yang sedang melakukan Gerdal di Subang beberapa waktu lalu.

Hidayat POPT Kabupaten Subang mengungkapkan Gerdal ini dilakukan karena sawah di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang terserang WBC.

“Luas serangan WBC sekitar 12 ha dan telah dilakukan pengendalian menggunakan pestisida berbahan aktif Imidakloprid,” ungkapnya.

POPT itu menegaskan pengendalian dengan pestisida kimia dilakukan sebagai alternatif terakhir dilakukan karena populasi WBC sudah diatas ambang kendali.

Meskipun dilaporkan ada serangan wbc, namun demikian di beberapa wilayah di Subang tidak terkendala bahkan banyak yang sedang panen raya. Contohnya di kecamatan Pagaden Barat saat ini sedang panen padi seluas 215 hektar.

Dilaporkan petugas lapangan Fanny Septiani tercatat provitas disana 6-7 ton per hektar dengan harga Rp 4.700 per kg. Menurut Fanny, petani masih semangat beraktivitas di sawah. Namun demikian petugas lapangan yang juga memantau harian mewanti-wanti untuk petani berhati-hati menjaga kesehatan.

Diwawancara terpisah, Enie Kepala Balai Besar Peramalan OPT menyampaikan koordinasi instansi terkait berperan penting dalam keberhasilan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan. Dalam kesempatan tersebut, beliau menambahkan hendaknya tetap ada pengawalan dari petugas POPT untuk daerah-daerah serangan WBC.

Enie menegaskan aplikasi pestisida yang digunakan sebaiknya menggunakan rekomendasi pestisida yang efektif untuk mengendalikan WBC.

“Setelah aplikasi pestisida lakukan evaluasi 3 hari kedepan untuk melihat perkembangan populasi WBC setelah dipalikasi” Ujar Enie.

Beliau mengajak petani untuk kembali menggunakan metode PHT seperti melakukan pengamatan secara rutin sebelum menentukan rekomendasi pengendalian, budidaya tanaman sehat dan melestarikan musuh alami (predator dan parasitoid).

Disampaikan pula oleh Ennie Tauruslina bahwa Kementerian Pertanian akan tetap menjaga keamanan produksi pangan dengan selalu melakukan pemantauan baik secara langsung maupun tidak langsung.

“Kami tetap bekerja penuh dan masyarakat tidak perlu khawatir kondisi produksi pangan kita saat ini lebih dari cukup,” pungkas Ennie.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER