MONITOR, Solo – Kepergian Sujiatmi Notomihardjo, ibunda tercinta Presiden Joko Widodo menyisakan duka dan kesedihan banyak kalangan. Duka mendalam juga dirasakan oleh sang cucu, Gibran Rakabuming Raka.
Eyang Noto, begitu Gibran memanggilnya. Rupanya almarhumah semasa hidupnya tak pernah mengeluh sedikitpun tentang rasa sakit yang dideritanya. Bahkan Gibran mengatakan, saat sakit, beliau masih aktif menghadiri pengajian hingga kegiatan sosial lainnya.
“Empat tahun Eyang Noto gerah, tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir,” kenang Gibran tentang sosok neneknya, Kamis (26/3).
Semasa hidupnya, Gibran bercerita bahwa neneknya tidak pernah putus melaksanakan ibadah sunnah lainnya, mulai dari shalat tahajud hingga puasa sunnah. Eyang Noto, di mata Gibran, juga tidak pernah merepotkan anak cucunya.
“Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau. Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak,” ujar Ayah dari Jan Ethes ini.
Diam-diam, putra sulung Joko Widodo ini mengaku sangat kehilangan sosok dari Eyang Noto. Atas kepergiannya ini, ia hanya bisa mendoakan segala yang terbaik untuk sang nenek tercinta.
“Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan semasa hidup, menerima semua amal baik dan dikaruniakan surga terbaik,” imbuh Gibran.