MONITOR, Jakarta – Penyebaran virus Corona di Indonesia telah menjadikan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata mengalami imbas yang signifikan. Pegiat ekonomi kreatif dan musisi, Anang Hermansyah, meminta pemerintah untuk melakukan terobosan untuk mengatasi stagnasi di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata ini.
“Kafe, rumah karaoke dan tempat pertunjukan tutup. Banyak pekerja yang menggantungkan hidupnya di sektor ini. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat membuat terobosan mengatasi masalah ini,” ujar Anang di Jakarta, Kamis (26/3).
Musisi asal Jember ini menambahkan, banyak pekerja seni khususnya yang beraktivitas di cafe menjadi pihak yang terdampak imbas wabah Corona ini. Mereka, kata Anang, menggantungkan hidupnya melalui pertunjukan di cafe-cafe.
“Belum lagi, tidak sedikit dari mereka yang masih menyicil pembelian alat musiknya. Ini kenyataan yang diterima pekerja seni, sama seperti profesi lainnya yang juga terimbas wabah Corona,” tambah Anang.
Kaitan hal tersebut, Anang yang juga Penasehat Ferderasi Serikat Musik Indonesia (FESMI) mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dapat melakukan inovasi di tengah situasi yang serba sulit ini agar pekerja yang berada di ekosistem sektor pariwisata dan ekraf ini dapat bertahan di situasi seperti saat ini.
“Perlu ada rumusan dan formulasi agar pelaku di sektor pariwisata dan ekraf ini dapat terbantu,” kata Anang.
Di bagian lain, anggota Komisi X DPR RI periode 2014-2019 ini menyebutkan seandainya sistem big data mengenai lagu yang terkait dengan penarikan hak cipta dan royalti pencipta dan penyanyi lagu telah terbentuk, maka dampak wabah Corona ini dapat diminimalisir.
“Karena kalau big data sudah terbentuk dengan baik, maka akan jelas dan transparan pembagian royalti yang diterima penyanyi dan pencipta lagu. Semoga situasi saat ini menjadi pemantik untuk segera dibentuk sistem big data musik Indonesia,” harap Anang.