MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri unggulan di Tanah Air, salah satunya industri konverting ampelas. Selain memiliki ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia, industri bahan galian nonlogam tersebut juga diproyeksikan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
“Industri converting ampelas merupakan industri padat karya yang menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang besar, dengan kebutuhan bahan baku yang dapat menyesuaikan standar kualitas dari pengguna akhir,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam saat acara Gathering Asosiasi Industri Konverting dan Abrasives Indonesia (AIKASINDO) di Jakarta, Selasa (25/2).
Dirjen IKFT mengungkapkan, seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, industri converting ampelas nasional dinilai cukup prospektif, mengingat kebutuhan ampelas nasional mencapai angka Rp655 miliar. “Realisasi produksi converting ampelas AIKASINDO pada tahun 2019 mencapai Rp784 miliar atau setara dengan 6,7 juta meter persegi, tuturnya.
Industri converting ampelas yang dinaungi oleh AIKASINDO merupakan industri hilir ampelas yang memproses lebih lanjut ampelas jumbo roll menjadi bentuk dan ukuran baru sesuai kebutuhan penggunanya, yang merupakan industri berskala kecil dan menengah, hingga besar.
Hasil produk dari industri tersebut digunakan oleh industri furnitur dan komponen, indutri panel kayu, industri woodworking, industri otomotif, industri karoseri, industri perkapalan, industri perkeretaapian, industri persenjataan, industri instrumen musik, serta Industri Kecil Menengah (IKM) pertukangan atau perajin produk kayu.
“Di masa mendatang, AIKASINDO harus mampu berkontribusi dalam mengembangkan industri converting ampelas di Indonesia dengan melakukan inovasi teknologi, peningkatan investasi, dan diversifikasi jenis-jenis converting ampelas yang belum diproduksi di dalam negeri,” sebut Khayam.
Saat ini AIKASINDO beranggotakan 17 perusahaan industri converting ampelas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih lanjut, Khayam menegaskan, dalam era persaingan global, industri converting ampelas nasional harus mampu menghadapi tantangan tingginya tuntutan kualitas dan kuantitas dari pasar. Tentunya sekaligus bisa menahan serbuan barang-barang sejenis yang diimpor. Karena itu, pemerintah terus mendorong agar industri ini memperbaiki sistem produksinya agar bisa memenuhi keinginan pasar.
“Kami berharap agar peningkatan pasar dalam negeri dapat diisi oleh industri nasional, pemerintah terus mendorong agar industri converting ampelas dalam negeri mampu bersaing dengan produk impor,” jelasnya.
Menurut Khayam, Kemenperin terus melakukan upaya agar produsen converting ampelas terus melakukan efisiensi proses produksi, dengan menerapkan praktik terbaik dan teknologi terbaik diantaranya dengan melakukan peremajaan mesin dan peralatan, optimalisasi pemanfaatan penggunaan teknologi terbaru, dan teknik produksi yang mampu memproduksi converting ampelas sesuai tren pasar luar negeri dan domestik.
“Industri converting ampelas juga diharapkan dapat memanfaatkan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yang memberikan kemudahan atau privilege kepada industri nasional. Dalam hal ini, pemerintah turut membantu dengan memfasilitasi sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” tegasnya.
Selain itu, Dirjen IKFT meminta kepada jajaran manajemen AIKASINDO untuk terus berkontribusi sebagai salah satu motor penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, antara lain dengan penyerapan tenaga kerja lokal sebagai industri padat karya dan ikut berpartisipasi dalam mendukung program link and match dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang teknologi industri melalui program pendidikan vokasi industri.
Ketua Dewan Kehormatan AIKASINDO, Subagyo menambahkan, asosiasi tersebut digagas sebagai wadah untuk komunikasi antara anggota dan industri pengguna converting abrasive baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“AIKASINDO juga memiliki visi terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi industri converting abrasive di Indonesia dan terus berupaya mengembangkan industri converting abrasives untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur unggulan nasional,” sebutnya.