Sabtu, 27 April, 2024

Berkat Dana Bergulir, Koperasi Hudatama Mampu Bukukan Aset Rp50 Miliar

MONITOR, Semarang – Ketua Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al Huda Tata Utama (KSPPS BMT Hudatama) H. Muhammad Saleh mengatakan, jika serius mengelola dana koperasi dengan baik, khususnya dana bergulir dari LPDB-KUMKM tidak akan ada koperasi yang tutup atau gulung tikar.

“Manfaat dana bergulir sangat besar, terutama bagi pengembangan usaha para anggota koperasi kami yang mayoritas merupakan usaha kecil di sektor ritel dan perdagangan,” ujar Saleh saat menerima kunjungan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Braman Setyo, di kantornya, Semarang, Jawa Tengah (19/2/2020).

Terbukti, koperasi yang didirikan pada tahun 1998 dan pernah tiga kali mendapatkan perkuatan permodalan dana bergulir dari LPDB-KUMKM ini, mampu membukukan total aset sebesar Rp50 miliar dengan jumlah anggota sebanyak 9.000 orang.

Koperasi ini pertama kali mendapat pembiayaan pada 2010 sebesar Rp1 miliar, kemudian pada 2013 sebesar Rp2,5 miliar, dan pada 2015 sebesar Rp7 miliar yang sudah dilunasi pada Maret 2018.

- Advertisement -

Bagi Saleh, tugas KSPPS BMT Hudatama adalah memback-up dan membiayai usaha yang dijalankan para anggota. Dengan maksimal pinjaman Rp500 juta dan sistem pembagian syariah berkisar 1,75%, usaha ritel para anggota pun turut berkembang pesat.

Pada kesempatan yang sama, Braman Setyo mengatakan, salah satu program Kementerian Koperasi dan UKM adalah modernisasi koperasi. Oleh karena itu, Braman terus mendorong KSPPS BMT Hudatama menjadi koperasi modern. Menurut dia, dana bergulir dari LPDB-KUMKM merupakan perangsang bagi koperasi dalam mengembangkan usaha dan para anggotanya.

“Saya memberi peluang sebesar-besarnya bagi koperasi, termasuk koperasi syariah atau BMT, untuk memanfaatkan dana bergulir ini,” ujar alumnus Universitas Negeri Jember ini.

Bagi koperasi dengan kinerja bagus tapi belum menggunakan teknologi, Braman menjamin pihaknya akan memberikan bantuan berupa aplikasi sistem teknologi dan platform.

“Kita akan siapkan Personal Computer (PC) yang sudah diisi dengan software, mereka tinggal mengisinya untuk laporan ke LPDB-KUMKM. Intinya, kita akan memberikan banyak kemudahan bagi koperasi untuk mengakses dana bergulir,” jelas Braman.

Bahkan, lanjut Braman, sejak 2018 lalu LPDB-KUMKM sudah membuka kembali kesempatan bagi koperasi yang sudah pernah menerima dana bergulir untuk bisa mendapatkan pinjaman kembali (repeater).

“Para repeater yang sudah bagus dalam pengembalian, dapat kesempatan untuk memanfaatkan dana bergulir,” tandas Braman.

Braman pun mengajak KSPPS BMT Hudatama untuk lebih intens menggarap para pedagang pasar agar menjadi anggota koperasi.

“Saya sudah mengusulkan ke Menteri Koperasi dan UKM ada semacam gerakan melawan rentenir, terutama yang bergerak di pasar-pasar. Pasalnya, belum semua pedagang pasar menjadi anggota koperasi,” pungkas Braman.

Terkait modernisasi koperasi, Manajer Operasional KSPPS BMT Hudatama Bancol menjelaskan bahwa sejak 2013 pihaknya sudah menerapkan teknologi dalam melayani para anggota yang tersebar di lima cabang di Semarang.

“Kami memulai modernisasi pelayanan dengan menggunakan sistem real time atau online di setiap cabang,” kata Bancol.

Dalam perkembangan, KSPPS BMT Hudatama kini sudah memiliki Pay-BMT (PBMT) dan Mobile-BMT. Dimana anggota BMT sudah bisa melakukan transaksi ke sesama anggota BMT dalam satu koperasi. Bahkan, transaksi ke sesama BMT juga sudah mulai dikembangkan.

“Manfaat teknologi tersebut bagi anggota, selain bertransaksi online dengan koperasi, juga bisa untuk mengisi saldo OVO, bayar listrik, beli pulsa, hingga top-up bisa dari rekening BMT,” papar Bancol.

Sayangnya, Bancol mengakui, belum seluruh anggota KSPPS BMT Hudatama yang memanfaatkan teknologi tersebut.

“Para pengguna layanan teknologi kami masih generasi milenial, sedangkan yang berusia tua belum melek teknologi. Tapi, kami terus sosialisasi manfaat dari kehadiran aplikasi pelayanan seperti itu,” kata Bancol.

Bagi Bancol, di era ekonomi digital seperti sekarang ini, koperasi mau tidak mau harus mengikuti perkembangannya. Bila tidak, maka akan ketinggalan zaman dan ditinggal anggotanya.

“Sekarang, semuanya serba mudah karena ada dalam genggaman tangan berupa smartphone,” kata Bancol.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER