POLITIK

Ketum Gelora: Wabah Virus Corona Harusnya Gugah Solidaritas Dunia

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Gelora Anis Matta mengingatkan, seharusnya pandemi atau wabah virus corona menggugah rasa solidaritas dunia, untuk melihat kembali interdependensi dalam globalisasi. Sebab menurutnya, setiap peristiwa yang terjadi suatu negara bisa memberikan dampak bagi negara lain, baik itu di kawasan maupun dunia.

“Perang, bencana alam, dan penyebaran virus penyakit adalah mesin pembunuh massal,” kata Anis dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (10/2).

“Ini adalah krisis kemanusiaan yang membutuhkan solidaritas dunia untuk menghadapinya, mengingat salah satu dampak virus adalah terhambatnya mobilitas orang dan barang yang punya efek ekonomi yang luar biasa,” tambahnya.

Apalagi, sambung mantan Presiden PKS itu, sebagai salah satu perekonomian terbesar di dunia, China menyerap sekaligus mengirimkan barang dan jasa ke hampir seluruh dunia.

“Produk ekspor kita tidak bisa dikirim, sementara produk, bahan baku dan bahan pembantu China tidak bisa masuk ke sini. Perdagangan dan industri nasional bisa terganggu dan melambat,” paparnya.

Oleh karena itu, kejadian ini, menurut Anis juga harus menggugah semua pihak dalam melihat kesiapan Indonesia, jika terjadi penyebaran virus atau penyakit seperti ini. Apakah Indonesia telah memiliki emergency response system yang memadai seandainya ada outbreak?

“Dari berbagai peristiwa bencana alam, kita melihat Indonesia masih lemah dalam melakukan respons, penanganan krisis, hingga pemulihan pasca-krisis. Ditambah konstruksi media yang tidak mendukung penanganan krisis,” ucapnya.

Lanjut Anis, dari kasus virus corona ini pemerintah harus berhitung betul kemampuan dan keandalan emergency response system yang ada di negeri ini. Mulai dari prediksi, antisipasi, pencegahan, penangkalan, hingga mitigasi dan rehabilitasi.

“Kita semua merasakan keprihatinan mendalam atas merebaknya wabah virus corona di China. Jumlah korban meninggal sudah mencapai 803 orang, dengan 81 kasus kematian dalam 1 hari di provinsi Hubei (sumber: AFP). Jumlah ini sudah melampaui jumlah kematian akibat SARS secara global yang mencapai total 777 orang dari 9.098 kasus,” sebut dia.

“Virus MERS mematikan 22 orang dari 44 kasus yang terjadi di Arab Saudi. Komisi Kesehatan Hubei mengonfirmasi 2.147 kasus baru di pusat provinsi itu. Kini, lebih dari 36.000 kasus dikonfirmasi di seluruh dunia,” pungkasnya.

Recent Posts

Tunjangan Guru PAI Non ASN Naik Rp500 Ribu, Pencairan Dirapel

MONITOR, Jakarta - Ada kabar baik dari Kementerian Agama untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI)…

3 jam yang lalu

Bela Rakyat, DPR Akan Fasilitasi Penyelesaian Polemik Tutupnya Pusat Kebugaran yang Rugikan 1.000 Konsumen

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menyoroti polemik penutupan seluruh…

4 jam yang lalu

RI Debut di BRICS, Ketua BKSAP DPR: Indonesia Kian Tegaskan Nonblok dan Jadi Pemain Berpengaruh

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera…

4 jam yang lalu

Kemenag Dorong Ekosistem Ekonomi Pesantren Melalui Program Kampung Keren

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus memperkuat program Kemandirian Pesantren sebagai…

6 jam yang lalu

Komisi X DPR Soroti Kecurangan Pengondisian Nilai Rapor di SPMB 2025

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mengatakan pihaknya akan…

6 jam yang lalu

Ketiga Kalinya, Dirut Jasa Marga Kembali Berikan Diskon Tarif Tol 20 Persen di 12 Ruas Tol Strategis Jasa Marga

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono kembali menunjukkan…

7 jam yang lalu