BERITA

Nasib RUU PKS Bakal Dibahas dari Awal

MONITOR, Jakarta – Nasib pembahasan rancangan undang-undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) tampaknya akan dibahas mulai dari titik nol. Hal tersebut merupakan keputusan mutlak dari Badan Legislatif (Baleg) DPR.

Wakil Ketua Komisi VIII TB Ace Hasan Syadzily mengatakan, Baleg telah menyepakati pembahasan RUU PKS akan dimulai dari awal, lantaran bukan termasuk carry over atau pelimpahan.

“Pertama, keputusan Baleg menyebutkan bahwa ternyata RUU Penghapusan Kekerasan Seksual itu bukan carry over, sehingga konsekuensinya harus dibahas dari awal,” ujar Ace Hasan saat ditemui MONITOR di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (5/2).

Bahkan ia menuturkan, Baleg telah merekomendasikan Komisi VIII untuk membahas RUU tersebut secara menyeluruh mulai dari awal.

“Kalau baleg merekomendasikan kepada komisi VIII bahwa RUU PKS ini adalah carry over, tentu kita akan melanjutkan pembahasan dari awal sebagaimana periode sebelumnya,” terang Legislator dapil Banten ini.

Ace menambahkan, pihaknya juga ingin melakukan sinkronisasi RUU PKS dengan RUU KUHP, dimana ada beberapa pembahasan yang memiliki keterkaitan.

“Kedua, kami pun juga sebetulnya ingin melakukan sinkronisasi terlebih dahulu karena bersamaan dengan RUU KUHP. Karena kita tahu, bahwa RUU KUHP ada jenis-jenis kekerasan seksual yang juga di atur dalam undang-undang PKS, soal pemerkosaan, soal pencabulan soal kontrasepsi, soal pemaksaan perkawinan dan lain-lain,” terang Politikus Golkar ini.

“Jadi sejatinya undang-undang tentang PKS ini disinkronkan dengan undang-undang tentang pidana,” tambahnya.

Ketiga, ia melanjutkan bahwa ada aspirasi yang menyebutkan pembahasan mengenai Undang-undang PKS itu dilakukan bukan hanya melalui Komisi VIII semata, melainkan juga bersama Komisi III. Ace menuturkan, sementara ini pohaknya hanya mengurusi domain pencegahan, rehabilitasi korban serta perlindungan terhadap korban.

“Makanya bukan lagi panja tetapi pansus karena aspek pemidanaan dari undang-undang itu adalah domain Komisi III, sementara Komisi VIII hanya pada aspek pencegahan, rehabilitasi korban serta perlindungan terhadap korban,” tandasnya.

Recent Posts

DPR Desak Menhub Tindak Tegas Truk ODOL, Audit Nasional Jangan Tunggu Korban Bertambah!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Ahmad Fauzi, dengan tegas meminta Kementerian Perhubungan…

13 menit yang lalu

Politeknik Kemenperin Latih Ratusan Pelaku Industri di Bidang Agro

MONITOR, Jakarta - Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang juga turut berperan penting…

37 menit yang lalu

Lifepal Gelar Seminar Asuransi, Kupas Tuntas Strategi Kendalikan Lonjakan Biaya Kesehatan Karyawan

MONITOR, Jakarta - Lifepal, marketplace asuransi terbesar di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan…

1 jam yang lalu

Petugas Haji Siapkan Layanan di Makkah Jelang Kedataagan Jemaah

MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai menyiapkan layanan di Makkah…

3 jam yang lalu

Pertamina NRE Resmi Luncurkan Green Movement

MONITOR, Jakarta - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai…

4 jam yang lalu

LSAK Dukung KPK Tetap Tindak Pejabat BUMN

MONITOR, Jakarta - Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK), Ahmad A. Hariri mendesak Komisi Pemberantasan…

5 jam yang lalu