MONITOR, Jakarta – Proyek pembuatan pesawat N-219 oleh PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) sepatutnya didukung oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. Hal ini diperlukan agar hasil karya putra-putri terbaik bangsa Indonesia ini dapat diproduksi secara berkesinambungan.
Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan (FPKS) Mulyanto menyebutkan, bahwa secara teknologi pesawat buatan PTDI ini tidak kalah dibandingkan dengan produksi setipe dari negara lain.
Malah, kata Mulyanto, dalam beberapa bagian pesawat produksi PTDI mempunyai nilai lebih. Sehingga wajar produk ini didorong untuk menjadi produk kebanggaan bangsa Indonesia.
“Saat saya menjabat Sekretaris Menteri Ristek, saya mengikuti betul bagaimana tahap awal pesawat ini dikembangkan oleh LAPAN dan BPPT untuk kemudian diproduksi oleh PTDI, yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Semua dipersiapkan secara baik dan memenuhi standar yang ditentukan. Karena itu saya yakin betul pesawat ini akan mempunyai daya saing dan layak diberi acungan dua jempol,” tegas Mulyanto.
Dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR-RI dengan pimpinan Kementerian Pertahanan, LAPAN, PTDI, BPPT, dan PT LEN Senin (2/2) di Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta, Mulyanto minta jajaran pimpinan PTDI membuat perencanaan yang matang, agar sertifikasi dan proses produksi N-219 ini bisa terwujud.
Pihak direksi PTDI harus bisa menyakinkan Pemerintah, calon pembeli dan investor, bahwa pesawat yang akan diproduksi ini benar-benar unggul, agar pasar pesawat baling-baling ini merespons positif.
“Kita harus mencari terobosan pasar, agar produk pesawat N-219 tidak mengulangi kekurangan yang pernah dialami oleh N-250. Kita sangat kagum dengan keberhasilan N-250 tapi sayangnya tidak diikuti dengan permintaan pasar yang tinggi,” ujar Mulyanto.
Seiring dengan hadirnya kepedulian Pemerintah, Mulyanto minta PTDI juga lebih meningkatkan kemampuan bisnis dan penetrasi pasar, jangan terlalu tergantung pada dukungan pemerintah. PTDI harus menyasar pasar swasta baik di dalam maupun di luar negeri.
“Dengan demikian perusahaan akan menjadi sehat,” tambah Mulyanto.
Mulyanto menilai spesifikasi pesawat N-219 ini sangat cocok untuk kondisi wilayah kepulauan Indonesia. Pesawat dua mesin yang mampu mengangkut 19 orang ini dapat diterbangkan dengan landas pacu yang pendek.
“Jika penggunaan pesawat N-219 digencarkan diperkirakan akan membantu meningkatkan mobilitas orang dan barang antar pulau di wilayah Indonesia timur dan di wilayah-wilayah terluar, terpencil dan terdepan, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…
MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…
MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…