Kemendes PDTT

Program Kampus Merdeka akan jadi Platform Baru bagi Pembangunan Desa

MONITOR, Jakarta – Program Kampus Merdeka untuk Desa akan menjadi platform baru bagi pembangunan desa, khususnya desa tertinggal.

Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Anwar Sanusi di Jakarta, Jumat (31/1).

“Kami menghitung kalau sudah siap, pada semester gasal atau sekitar Bulan Juni sudah launching (program) Kampus Merdeka untuk Desa sebagai platform baru pembangunan untuk desa,” ujar Anwar.

Anwar mengatakan, Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) akan menjadi motor penggerak utama Kampus Merdeka untuk Desa.

Tak hanya perguruan tinggi yang tergabung dalam Pertides, program tersebut juga akan melibatkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

“Indonesia memiliki 4.300 lebih perguruan tinggi. Seandainya 100.000 saja mahasiswa yang dikirim ke desa dengan bekal lebih konkret, kalau setiap desa saja dikirim 5 mahasiswa, maka akan ada 20 ribuan desa yang diintervensi selama lima tahun,” ujar Anwar.

Kampus Merdeka untuk Desa sendiri merupakan kerja sama antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pendampingan di desa.

Program ini diharapkan dapat membantu mempercepat pengentasan desa-desa tertinggal.

“Mari bersama-sama kita hilangkan desa tertinggal di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Anwar Sanusi, terdapat dua hal yang menjadi kata kunci gagasan Kampus Merdeka untuk Desa, yakni peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan aktivitas ekonomi produktif.

Anwar berharap, kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan mitra pembangunan dapat bekerja secara masif.

Sebelumnya, Kemendes PDTT mengumpulkan para rektor yang tergabung dalam Pertides, instansi/pemerintah terkait, dan mitra pembangunan untuk membahas konsep dan kerangka kerja pelaksanaan program Kampus Merdeka untuk Desa.

Forum tersebut dilanjutkan dengan menyusun Kelompok Kerja (Pokja) untuk mematangkan aspek kebijakan.

“Kerangka kerja yang dihasilkan tersebut akan dikemas ke dalam satu paket yang dimatangkan menjadi sebuah produk kebijakan,” terang Anwar.

Recent Posts

Forum BRICS, Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis,…

2 jam yang lalu

PPIH Pastikan Layanan Jemaah Aman dan Nyaman di Masjidil Haram

MONITOR, Jakarta - Menjelang puncak haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memperkuat kesiapsiagaan…

3 jam yang lalu

Sesmen UMKM: Kolaborasi Pemerintah dengan Lembaga Pembiayaan Dukung UMKM Perempuan Maju

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Arif Rahman Hakim, menekankan…

4 jam yang lalu

Kunjungi Smart Vertical Farming Beijing, Komisi IV DPR Pelajari Teknologi Pertanian Vertikal

MONITOR - Prof. Rokhmin Dahuri bersama 15 anggota Komisi IV DPR RI yang di pimpin…

5 jam yang lalu

Soroti Kasus Pemerasan Oknum Kadin, DPR: Industri Rakyat Juga Sering Kena Palak Jatah Preman!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Yoyok Riyo Sudibyo meyoroti kasus dugaan pemaksaan…

6 jam yang lalu

Status Kaldera Toba Terancam Dicabut, Puan Minta Pemerintah Gerak Cepat Sikapi Kartu Kuning UNESCO

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani merespons kabar terkait keanggotaan Geopark Kaldera Toba…

6 jam yang lalu