MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan proses yang panjang. Sebab, dikatannya, sumber anggaran Kementerian Pertahanan tersebut murni dari pemasukan pajak, pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Sementara itu, ia mengatakan banyak peralatan militer Indonesia yang dibeli dari luar negeri. Mengenai hal ini, Sri Mulyani pun meminta agar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memiliki perencanaan yang matang terkait belanja alutsista.
Selain itu, ia berharap pembelanjaan alutsiswa bisa lebih efisien dan memberikan kepastian.
“Menteri Pertahanan dan Panglima TNI perlu duduk bersama agar belanja alutsista dapat lebih efisien dan memberikan kepastian,” ujar Sri Mulyani dalam kegiatan Rapat Pimpinan Nasional jajaran Kementerian Pertahanan, belum lama ini.
“Jangan sampai karena ada pergantian pejabat tinggi Kemenhan atau TNI lalu peralatan yang sudah direncankan akan dibeli diganti lagi padahal anggarannya sudah disediakan dan prosesnya harus dimulai lagi dari awal,” tambahnya.
Sri Mulyani pun berharap, setiap tahun pelaksanaan anggaran bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, sehingga kinerja dari anggaran Kementerian Pertahanan baik untuk belanja prajurit, pegawai dan lain-lain.
Tak kalah pentingnya, dari sisi belanja barang yaitu untuk pemeliharaan, operasional, dan untuk pembelian barang modal seperti alutsista semuanya bisa dieksekusi sesuai dengan rencana yang baik.
