MONITOR, Jakarta – Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama dengan delapan senator menyambangi Provinsi Bengkulu dalam rangka membantu daerah untuk mengatasi problem konektivitas terkait dengan infrastruktur yang selama ini dirasakan oleh masyarakat Bengkulu.
“Pak Gubernur, saya sengaja hadir membawa banyak Senator. Tidak hanya dari Bengkulu, tetapi juga dari sebagian Pulau Sumatera. Hal ini karena niat kami, untuk membantu mengatasi problem konektivitas infrastruktur yang selama ini dirasakan Bengkulu, sebagai salah satu provinsi di Sumatera,” kata LaNyalla dalam keterangan tertulisnya, di kantor Gubernur Bengkulu, Kota Bengkulu, Senin (20/1) malam.
Hadir dalam rombongan delapan senator tersebut, satu di antaranya adalah Wakil Ketua III DPD RI Sultan Baktiar Najamuddin, yang juga putra daerah Bengkulu.
Selain itu, tampak hadir tiga Senator asal Bengkulu lainnya, yakni Ahmad Kanedi, Riri Damayanti dan Eni Khaerani.
Sementara empat Senator lainnya, semua berasal dari pulau Sumatera. Masing-masing Fachrul Razi (Aceh), Alirman Sori (Sumatera Barat), Ustadz Zuhri M. Syazali (Bangka Belitung), Dharma Setiawan (Kepulauan Riau) dan Edwin Pratama Putra (Riau).
Dalam acara yang dikemas dengan gala dinner tersebut, mantan Ketua Kadin Jawa Timur itu juga menyinggung pentingnya Pemerintah Provinsi Bengkulu memberikan dukungan kepada dunia usaha, khususnya pengusaha lokal, terutama yang tergabung di Kadin atau Hipmi dan asosiasi-asosiasi yang ada. Sebab, menurutnya, dengan lahirnya pengusaha baru, maka aka nada penyerapan tenaga kerja, yang artinya terjadi pertumbuhan ekonomi.
“Dan pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Apalagi angka kemiskinan di Bengkulu masih berada di peringkat 7 nasional dan nomor 2 di Sumatera,” paparnya.
“Ini mesti mendapat perhatian serius. Salah satunya memang konektivitas infrastruktur. Sehingga moda barang dan jasa menjadi lebih murah,”urai LaNyalla dalam sambutannya.
Tidak hanya itu, LaNyalla pun memberikan ilustrasi sebagai contoh, bagaimana Provinsi Jawa Timur (Jatim) dapat menurunkan angka kemiskinan sehingga bisa di atas rata-rata nasional, melalui program APP (anti-poverty program). Yang sudah dijalankan sejak kepemimpinan Gubernur Soekarwo hingga sekarang Gubernur Khofifah saat ini.
“Bukan karena saya berasal dari Jatim, tetapi program APP Jatim saya rasa bisa menjadi inspirasi (untuk daerah lainnya),”pungkasnya.