Selasa, 26 November, 2024

Bamsoet dan Sandiaga Uno Dilantik Jadi Dewan Pembina E-Sport Indonesia

MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dilantik menjadi Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar (PB) e-Sport Indonesia periode 2020-2024 bersama Sandiaga Uno.

Sedangkan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan menjadi Ketua Umum. 
Kehadiran PB e-Sport Indonesia bukan hanya akan semakin mengembangkan potensi e-Sport nasional, melainkan juga menggenjot potensi ekonomi yang dihasilkan dari e-Sport bagi masyarakat.

“Dalam salah satu kajian World Economic Forum 2018, memprediksi ledakan e-Sport dunia akan menjadi bisnis 1 milliar dollar dengan audience mencapai 300 juta penggemar. Prediksi tersebut sangat beralasan, lantaran di tahun 2018 saja, e-Sport dunia diprediksi mencatatkan perputaran uang mencapai USD 905 juta,” kata Bamsoet usai dilantik, di Jakarta, di muat Minggu (19/1).

“Begitupun di Indonesia, demam e-Sport sudah melanda lintas usia dan status sosial. Jika tak diwadahi, potensi pengembangannya tak akan bisa berkembang dengan baik,” tambahnya.

- Advertisement -

Mantan Ketua DPR RI ini juga menuturkan, siapa yang menyangka jika dari game, bisa menghasilan pendapatan luar biasa. Salah satu pemain e-Sport terkemuka dunia, Kuro Takhasomi dari Jerman, berhasil mencatatkan penghasilan dari e-Sport mencapai USD 3,5 juta.

Sedangkan Indonesia juga tidak kalah, lima atlet e-Sport Indonesia juga telah mencatatkan pendapatan yang fantastis. Seperti Hansel “BnTeT” Ferdinand dengan pendapatan mencapai Rp 1,5 miliar, dan Kevin “Xccurate” Susanto dengan pendapatan mencapai Rp 984 juta.

“PB e-Sport punya tugas yang banyak sekali untuk menumbuhkembangkan e-Sport. Karena itu, didalamnya terdiri dari berbagai tokoh yang berkecimpung di berbagai sektor. Salah satu fokus kedepan adalah bagaimana meningkatkan kualitas jaringan internet nasional. Hal ini bukan hanya berguna bagi e-Sport, namun juga berbagai bidang lainnya,” sebut politikus Golkar.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang & Industri (KADIN INDONESIA) ini menambahkan, dari hasil kajian Ookla, perusahaan global yang menguji dan menganalisis kecepatan internet di berbagai negara, kecepatan internet Indonesia di tahun 2019 lalu menempati peringkat ke-42 dari 46 negara yang di survei. 

Rata-rata kecepatan internet kabel Indonesia 15,5 Mbps, kalah jauh dibanding rata-rata kecepatan internet dunia sebesar 54,3 Mbps.

“Dengan Malaysia saja kita masih kalah karena sudah mencapai 63,5 Mbps. Kecepatan internet, selain dibutuhkan e-Sport juga dibutuhkan oleh para pengusaha online, pelajar, maupun berbagai kalangan lainnya,” pungkas Bamsoet. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER