MONITOR, Kupang – Jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, harga dan pasokan pangan pokok strategis di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus dipastikan aman dan terkendali, hal ini karena pada saat nataru umumnya akan terjadi peningkatan kebutuhan pangan.
Untuk memastikan hal tersebut, BKP-Kementan dan Pemprov NTT menggelar rapat gabungan stabilisasi pasokan dan harga pangan, selasa (10/12) yang dihadiri oleh Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Kementan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Kepala Divre Bulog NTT, Kepala PD Pasar di Kupang, Perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bank Indonesia, Biro Ekonomi Setda Prov NTT, Satgas Pangan, Dinas Peternakan , Dinas Perhubungan, Pelaku usaha serta mitra/distributor pangan pokok.
“Rakorgab ini merupakan upaya antisipatif untuk memastikan natal dan tahun baru berjalan aman dan nyaman tanpa gejolak harga di masyarakat dengan mengendalikan stabilitas pasokan dan harga pangan,” ujar Andriko Noto Susanto, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, BKP.
“Secara nasional ketersediaan dan kebutuhan pangan nasional aman dan terkendali.” tambah Andriko.
Kondisi stok, pasokan, harga juga dipastikan aman hingga ke kabupaten.
“Untuk NTT, Kondisi ketersediaan pasokan dan harga pangan pokok strategis dipastikan aman” ujar Yohanes, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, dalam kesempatan yang sama.
Hal ini juga diperkuat dari data Disperindag dan BULOG Divre NTT yang juga hadir pada rakorgab tersebut.
“Stok kita cukup untuk dua bulan ke depan,” ungkap Kirenius Talo Kabid Perdagangan Disperindag NTT.
Senada dengan Kirenius, Eko Pranoto, Kadivre BULOG NTT menyatakan stok beras cukup dan harga stabil.
“KPSH kita tahun ini turun dibandingkan tahun lalu yang mengindikasikan harga tahun ini lebih stabil,” lanjut Eko
Kondisi stok yang aman ini juga terkonfirmasi oleh para pelaku usaha yang hadir dalam rakorgab ini.
Indikator ekonomi yang dicerminkan dari angka inflasi pun menunjukkan hal yang aman. “Inflasi NTT sampai bulan November 2019 1,70% (yty) lebih rendah dari inflasi Nasional sebesar 3%(yty).
Namun, perlu diwaspadai beberapa bahan pangan penyebab inflasi antara lain ikan tembang, daging ayam ras, dan sayur-sayuran seperti tomat, wortel, bayam dan sawi putih” ujar Helmi Budiman, perwakilan BI Prov NTT.
Untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan, Satgas Pangan Polda NTT juga terus melakukan upaya pemantauan di lapangan.
“Kami berupaya mencegah para pelaku usaha yang mencari peluang menaikkan harga bahan pangan pokok,” ujar Jhohanes Blegeer, Satgas Pangan Polda NTT.
“Semua stakeholder telah menyatakan ketersediaan, pasokan dan harga pangan aman, ditambah dengan nilai inflasi NTT yang lebih rendah di banding nasional, serta peran aktif satgas pangan, saya meyakini masyarakat NTT akan merayakan nataru dengan aman dan bahagia,” tutup Andriko.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menyoroti kasus penangkapan Gubernur Bengkulu…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…