Jumat, 29 Maret, 2024

Kepala BKP Kementan: Indonesia Butuh Petani Milenial

MONITOR, Yogyakarta – Salah satu tantangan pembangunan pertanian adalah semakin berkurangnya tenaga kerja pertanian, karena itu regenerasi petani menjadi agenda yang sangat penting ke depan.

Untuk membangun kecintaan generasi muda pada dunia pertanian, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian meluncurkan program Pertanian Masuk Sekolah (Tani MaS).

“Kegiatan Tani MaS ini bertujuan agar generasi muda mencintai dunia pertanian. Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan di sini, dalam waktu singkat sudah bisa mewujudkan Tani MaS,” ujar Kepala BKP, Agung Hendriadi, saat mengunjungi Tani MaS di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Playen, Kulon Progo, Minggu (8/12/2019).

Agung berharap di sekolah yang menjadikan pertanian menjadi ekstra kulikuler, tidak hanya diajarkan masalah budidaya, tetapi bagaimana menjadi entrepreneur di bidang pertanian.

- Advertisement -

“Saya bangga, ternyata ekstra kurikulernya adalah pertanian, dan gurunya ada sarjana pertanian. Ini bagus sekali” tambah Agung.

Agung juga berpesan bahwa Tani MaS tidak boleh mati. “Kalau mati, pelajaran kewirausahaannya berarti gagal,” ujar Agung.

Agung yang didampingi pejabat Eselon 2 BKP mengatakan, bahwa Tani MaS merupakan harapan Presiden melalui Menteri Pertanian, sehingga ke depannya akan terus dikembangkan.

Agung juga memberikan peluang kepada siswa-siswi yang ingin melanjutkan pendidikan ke Politeknik Pembangunan Pertanian.

“Bagi adik-adik yang ingin mekanjutkan pendidikan D4 di politeknik pembangunan pertanian, saya jamin diterima. Syaratnya antara lain ada rekomendasi dari Kepala Sekolah yang disampaikan kepada Dinas Pertanian, dan Dinas merekomendasikan kepada Direktur Polbangtan. Nanti akan saya sampaikan kepada Menteri Pertanian. Pasti Menteri mendukung,” kata Agung.

Kepala SMAN2 Playen, Tumisih yang ditemui mengucapkan terimakasih kepada Kementan, karena sekolahnya dipercaya sebagai penerima program Tani MaS.

Sekolah ini selain memiliki pengajar berlatar belakang pertanian, juga memiliki lahan seluas 3.5 ha, sehingga anak-anak tertarik dengan pertanian.

“Untuk mengenalkan pertanian kepada siswa-siswi, Sekolah ini juga mengadakan ekstrakurikuler, sehingga jika ada kegiatan pertanian, anak-anak sangat antusias mengikutinya,” ujar Tumisih.

Menurut Tumisih, di sekolahnya juga dikenalkan pertanian modern, sehingga anak dididik untuk tertarik kepada pertanian.

“Upaya-upaya yang kami lakukan bukan pertanian tradisional, tetapi sudah menggunakan teknologi terutama teknologi budidaya hidroponik dengan binaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jadi, bukan pertanian jadul, tetapi pertanian milenial,” ujarnya.

Tumisih berharap program Tani MaS berlanjut terus.”Setelah anak-anak kelas 10 yang terlibat Tani MaS sudah lulus, akan dilanjutkan oleh adik kelas berikutnya,” ujarnya.

Yang saya harapkan, kata Tumisih, pembinaan terus dilakukan, sehingga Tani MaS benar-benar berkelanjutan.

Dalam kunjungan ini Agung juga menyerahkan seperangkat bantuan alat pertanian, dan mengadakan tanya jawab kepada siswa-siswi serta para pendidik.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER