Jumat, 29 Maret, 2024

Mendes Halim Sebut Kawasan Bojongkulur Layak Dijuluki Desa Surga

MONITOR, Bogor – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meninjau pemanfaatan dana desa di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang merupakan salah satu desa mandiri.

Mendes PDTT mengatakan, Desa Bojongkulur salah satu desa yang mendekati desa surga.

“Ini mungkin salah satu jenis desa yg akan jadi desa surga. Desa ini bagus, banyak hal yang bisa kita lihat pertama dari sisi pelayanan masyarakatnya, pemerintahnya, warga desanya semua guyub. Desa milik kita harus dikelola dengan baik dan saya berharap desa ini menjadi embrio dari desa surga, yaitu desa yang semuanya untuk warga,” ujarnya usai kunjungan kerjanya di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor (4/12).

“Desa surga adalah desa yg warganya nyaman dengan tempat itu sehingga tidak berpikiran pindah kemana-mana dan rasa kepemilikan terhadap desa bagus,” tambahnya.

- Advertisement -

Ia pun mengawali kunjungannya ke Koperasi Mitra Mandiri Tiga Enam (Komitman 36) di Balai RW 36 villa nusa indah 3. Koperasi ini merupakan salah satu unit usaha BUMDes Bojongkulur Teladan Mandiri, dengan menggunakan dana desa tahun 2019 sebesar Rp 15 juta yang merupakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyertaan modal BUMDes. Sebelah koperasi tersebut terdapat Posyandu anggrek 3 RW 36.

Selanjutnya, ia meninjau pekerjaan drainase sepanjang 120 meter dengan alokasi anggaran dana desa tahun 2019 sebesar Rp 19.689.000, pembangunan dikerjakan oleh TPK dan masyarakat secara swakelola dan padat karya. Pembangunan drainase ini dilakukan untuk mengurangi banjir yang sering terjadi di kawasan tersebut.

Menteri Halim selanjutnya meninjau Pasar Desa Bojongkulur yang dikelola BUMDes. Awalnya tanah tersebut bukan milik desa tapi milik Pemda, dari pemda secara resmi diserahkan ke desa untuk dikelola oleh BUMDes.

“Ini contoh bagus, saya himbau kepada seluruh kabupaten di Indonesia kalau ada pasar desa tanahnya milik Pemda segera serahkan pada desa untuk dikelola BUMDes untuk kepentingan pembangunan desa. Pertahankan pasar desa tetap menjadi pasar desa milik warga sampai kapanpun, jangan merubah kepemilikannya,” pesannya.

Halim menjelaskan, semua desa punya tantangan. Tantangan terberat adalah pertahankan zona desa. Dirinya berpesan untuk menghindari pembangunan yang beralih status kepemilikan. Pasar harus di revitalisasi, kerjasama dengan CSR karena tidak akan merubah status kepemilikan. Tantangannya desa maju seperti ini yaitu pertahankan aset, terangnya.

“Kita ke sini fokus melihat penggunaan dana desa untuk desa yang sudah mandiri. Nanti kita cek ke semua desa dan semua level dari tertinggal, mandiri, maju untuk terkait penggunaan dana desa. Yang perlu dibenahi yaitu kebersihan lingkungan, rasa nyaman, bagaimana gotongroyong, itu salahsatu parameter desa surga,” ungkapnya.

Dirinya berharap, setelah desa mandiri, maju, maka suasana hubungan sosial bagus, keakraban antar agama bagus. Bagi desa yang belum berkembang akan disupport dan dampingi secara maksimal dan sinergi dengan lembaga lain supaya terjadi percepatan pembangunan.

“Perlu menjadi referensi bagi desa-desa lain dari Desa Bojongkulur ini yang pertama adalah keguyuban yang saya lihat tadi, dan itu semua harus dimiliki semua desa. Semua warga guyub, perangkat desa menyata dengan warganya, antar masyarakat tidak ada sekat-sekat. Makanya semua desa kunci keberhasilan adalah guyub, rukun dan saling menopang,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Desa Bojongkulur Firman Riansyah mengatakan desa yang ia kelola sudah masuk status desa mandiri menurut IDM dari tahun 2016. Peringkat pertama di kab Bogor dan Provinsi Jawa Barat. Peringkat ke 7 se Nasional.

“Jika kita berusaha memenuhi parameter yang ada di IDM, desa akan menjadi sebuah entitas dimana masyarakatnya terpenuhi hak-haknya baik dalam bidang ekonomi, ketersediaan prasarana keuangan, transaksi, usaha, bidang lingkungan, sosial, setiakawan sosial, saling guyub serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa itulah kekuatan sebuah desa,” terangnya.

Desa Bojongkulur pada tahun 2015 dana desa Rp 330 juta, 2016 Rp 700juta, 2017 Rp 900juta, 2018 Rp 700juta, 2019 Rp 900 juta. Yang kesumuanya digunakan untuk infrastruktur dan pengembangan ekonomi.

Desa Bojongkulur salah satu pengelolaan desanya cukup baik. Dari IDM sejak 2016 status desa mandiri, satu-satunyanya di kab Bogor. Ke 66 desa terbaik dari dari 100 desa pilihan Kemendes PDTT dan pada 2019 jadi ke 7.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER