Foto bersama launching Buku Sagu Papua untuk Dunia bersama kepala BKP Kementan (foto:istimewa)
MONITOR, Jakarta – Indonesia memiliki luas lahan sagu terbesar di dunia. Dari 6,5 juta ha lahan sagu di seluruh dunia, 5,5 juta ha berada di Indonesia, dan 80% lahan sagu tersebut ada di wilayah Papua. Namun sampai saat ini lahan yang dimanfaatkan masih sekitar 1% saja dengan produksi 5% dari potensi sagu secara nasional.
“Potensi sagu yang luar biasa ini perlu terus kita manfaatkan untuk ketahanan pangan kita,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi dalam sambutannya pada acara launching Buku Sagu Papua untuk Dunia di Jakarta (25/11).
“Saat ini impor gandum sudah lebih dari 11 juta ton, sehingga inovasi penyediaan substitusi tepung terigu dengan tepung lokal, tepung sagu adalah salah satunya” ungkap Agung.
Sejalan dengan Agung, penulis buku Sagu Papua untuk Dunia, Ahmad Arif juga menekankan betapa pentingnya mengembalikan konsumsi masyarakat ke pangan lokal Indonesia.
Lebih lanjut menurut Agung, substitusi tepung gandum dengan tepung pangan lokal akan mempunyai dampak ekonomi dan sosial.
“Subtitusi tepung terigu dengan tepung lokal sebesar 10% dapat menghemat devisa nasional hingga Rp 2,4 triliun. Sedangkan subtitusi sebesar 20% dapat menghemat devisa sampai Rp 4,8 triliun. Dari sisi tenaga kerja, diestimasi dapat menciptakan kesempatan kerja sekitar 400 ribu orang,” urainya.
“Namun kita masih menghadapi tantangan, bagaimana menghasilkan tepung sagu dan pangan lokal lain dengan kualitas yang baik dan harga kompetitif,” tambah Agung.
Untuk bersama-sama menghadapi tantangan tersebut, Kementan telah menggandeng BPPT, Kemenperin, Kadin, GAPMMI, dan stakeholder lain.
Upaya serius Kementan dalam mendukung pengembangan pangan lokal dapat dilihat melalui kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL).
“Tahun ini kita kembangkan industri pangan lokal di 9 lokasi, empat di antaranya berbasis sagu, yaitu di Jambi, Kepulauan Riau, Maluku, dan Papua,” pungkas Agung.
Sebelumnya, dukungan terhadap pengembangan pangan lokal diungkapkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Pangan se-Indonesia di Jakarta (14/11). Mentan SYL mendorong pentingnya pangan lokal sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Untuk itu, SYL menekankan terbangunnya sinergi antarpemangku kepentingan.
MONITOR, Jakarta - Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia sejatinya ingin membantu…
MONITOR, Jakarta - Penyelenggaran ibadah haji 1446 H/2025 M sudah di depan mata. Jemaah haji…
MONITOR, Jakarta - Sejumlah asosiasi perunggasan dan peternak rakyat mengapresiasi langkah cepat Kementerian Pertanian dalam…
MONITOR, Jakarta - Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan Uji…
MONITOR, Amman - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri kelapa sawit…