MONITOR, Makassar – Setelah Pelaksanaan Dekopin akan menggelar Musyawarah Nasional di Kota Makassar diharapkan melahirkan terobosan-terobosan baru untuk semakin memberikan penguatan kepada gerakan koperasi di Indonesia.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua STIE AMKOP Makassar, Bahtiar Maddatuang. Menurutnya, munas ini jangan hanya berakhir hingga mendapatkan kepengurusan baru. Akan tetapi, ada hasil yang mampu dirasakan oleh masyarakat banyak.
Pasalnya, Dekopin memiliki fungsi banyak untuk gerakan koperasi, mulai dari fasilitasi, advokasi dan fungsi edukasi.
“Semua fungsi ini harus dikuatkan sehingga gerakan koperasi di Indonesia bisa keluar dari bayang-bayang isu keterpurukan dari hulu sampai hilir,” katanya.
Apalagi mengingat, catatan yang dibeberkan Bahtiar, kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sangat rendah yakni, 1.7 persen. “Itulah kemudian membuat posisi gerakan koperasi masih lemah di Indonesia,” jelasnya.
Padahal koperasi merupakan ideologi perekonomian Indonesia yang konstitusional (Pasal 33 UUD 1945). Termasuk implementasi modernisasi koperasi harus di dorong dengan pendekatan market dan perkembangan teknologi (Era Digitalisasi).
“Dekopin ini juga wajib memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk membentuk Bank Koperasi yang bisa fokus melayani petani dan nelayan seperti Rabo Bank di Belanda, Bank Rakyat malaysia, Credit Agricole di Prancis dan Nurinchukin Bank di Jepang,” urai Bahtiar Maddatuang