Jumat, 26 April, 2024

Inovasi Teknologi dan Manajemen Pembangunan jadi Kunci Pendayagunaan Potensi Ekonomi Maritim Indonesia

MONITOR, Ambon – Pakar Kemaritiman, Prof. Rokhmin Dahuri mengatakan untuk mendayagunakan potensi ekonomi maritim yang melimpah, bangsa Indonesia harus menggunakan inovasi teknologi Industri 4.0 dan manajemen pembangunan berbasis mata rantai suplai.

Hal tersebut disampaikan guru besar perikanan dan ilmu kelautan IPB itu saat menyampaikan pidato kunci (keynote speech) berjudul “Proyeksi Kebutuhan IPTEKS Untuk Pembangunan Ekonomi Maritim Berjekelanjutan di Era Industri 4.0 dan Perubahan Iklim Global” pada acara Pertemuan Ilmiah Tahunam XVI ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia) di Hotel Santika, Ambon, Maluku. Kamis (7/11/2019).

“Bangsa Indonesia hanya akan mampu mendayagunakan potensi ekonomi maritim yang luar biasa besar bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa, bila menggunakan inovasi teknologi berbasis Industri 4.0 dan manajemen pembangunan yang mensinergikan seluruh mata rantai suplai,” ujarnya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu menegaskan bahwa Indonesia harus meningkatan kapasitas inovasi di bidang kelautan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan rakyatnya.

- Advertisement -

“Apabila potensi ekonomi kelautan dikembangkan berbasis inovasi dengan benar, maka diyakini ekonomi maritim akan berkontribusi signifikan bagi terwujudnya Indoneisa maju, sejahtera dan berdaulat paling lambat tahun 2045,” tandas Prof. Rokhmin yang juga Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) tersebut.

Sebagai informasi, Pertemuan Ilmiah Tahunam XVI ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia) dihadiri oleh sekitar 250 ilmuwan Kelautan dari berbagai negara antara lain Indonesia, Jerman, Jepang, Korea, China, dan Australia.

Hadir sebagai narasumber pada acara sesi diskusi antara lain Prof. Dr. Zaenal Arifin (LIPI), Prof. Zhang (Pukyong University, Korsel), Dr. Martin Snorgas (Jerman), Prof. Safwan Hadi (ITB), Prof. Agus Hartoko (UNDIP), Prof. Alex Retraubun (UNPATTI), dan Prof Indra Jaya (IPB).

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER