MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2019 yang sebesar 5,04 persen.
Meski tetap mentok di angka 5 persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2019 ini disebut mengalami peningkatan dibanding triwulan III-2018 (y-on-y) tumbuh 5,02 persen.
“Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Lainnya sebesar 10,72 persen; diikuti Jasa Perusahaan sebesar 10,22 persen; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,19 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 9,15 persen,” kata Dr. Suharyanto, Kepala BPS, dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung 3 lantai 1 BPS, Jakarta, Selasa (5/11) siang.
Menurut Suharyanto, ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan III-2019 (c-to-c) tumbuh 5,04 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. “Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Lainnya sebesar 10,49 persen; diikuti Jasa Perusahaan sebesar 10,17 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 9,27 persen,” jelas Suhariyanto.
Adapun jika dibandingkan dengan triwulan II-2019 (q-to-q), menurut Kepala BPS Dr. Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,06 persen. Ia menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 4,94 persen.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang meningkat sebesar 10,87 persen.
Suhariyanto juga menyampaikan, bahwa struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan III-2019 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 59,15 persen; diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,14 persen, Pulau Kalimantan 7,95 persen; dan Pulau Sulawesi 6,43 persen. Sisanya 5,33 persen disumbangkan pulau-pulau lainnya yang meliputi Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua masingmasing sebesar 3,06 persen dan 2,27 persen.
“Sementara itu, Pulau Sulawesi dengan kontribusi sebesar 6,43 persen memiliki laju pertumbuhan tertinggi,” ungkap Suhariyanto