PARLEMEN

Terima Rekor MURI, Bamsoet Ingatkan Kader PP Bukan Untuk Hiasan Dinding

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila yang juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima penghargaan rekor MURI atas kategori Ikrar Sumpah Pemuda oleh anggota Ormas terbanyak dan Ikrar Anti Narkoba oleh anggota Ormas Terbanyak. 

Bamsoet menekankan bahwa penghargaan dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Nomor 9267/R.MURIX/2019 dan No.9268/R.MURIX/2019 yang diterima Pemuda Pancasila (PP) tidak boleh hanya menjadi penghias dinding semata. 
Melainkan harus menjadi pendobrak semangat agar seluruh kader Pemuda Pancasila bisa meningkatkan kualitas diri.

“Komitmen awal berupa pengucapan ikrar harus ditindaklanjuti oleh perbuatan nyata, baik dalam hal anti Narkoba maupun pengejawantahan nilai-nilai sumpah pemuda,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, di muat Selasa (29/10).

“Kader Pemuda Pancasila harus menjadi pelopor jihad melawan Narkoba, bukan malah menjadi korban apalagi bandar. Dimulai dari Pemuda Pancasila, kita bebaskan generasi muda Indonesia dari jurang Narkoba,” tambahnya.

Bagi Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini, perang melawan Narkoba merupakan sebuah keniscayaan. United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) untuk urusan narkoba dan kejahatan, pada 2018 lalu melaporkan bahwa Indonesia bersama Australia, dan Malaysia, masuk dalam segitiga emas perdagangan metafetamin atau sabu.

“Data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2018, sekitar 2,2 juta mahasiswa terpapar Narkoba. Dengan peran Pemuda Pancasila, diharapkan para kader bisa menjadi teladan bagi para pemuda lainnya, sehingga bukan hanya mampu menekan jumlah korban Narkoba, melainkan bisa menghilangkan,” sebut Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menegaskan, dalam hal Sumpah Pemuda, para pemuda pada masa pergerakan tahun 1928 bisa menyadari arti pentingnya persatuan melalui pengakuan atas bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, Indonesia. Maka pemuda masa kini tidak boleh mundur kebelakang dengan kembali terkotak-kotak dalam sekat SARA.

“Nama besar Pancasila yang bersanding dalam organisaasi Pemuda Pancasila tak boleh dianggap hanya menjadi pelengkap. Melainkan sebagai penguat sekaligus meneguhkan perjuangan Pemuda Pancasila dalam menjaga Tanah Air tercinta.”

 “Jika pemuda di awal pergerakan sudah mengikrarkan bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, Indonesia, maka pemuda masa kini melalui Pemuda Pancasila harus menyempurnakan dengan mengikrarkan Berideologi satu, Ideologi Pancasila,” pungkas politikus Golkar itu.

Recent Posts

Buka Kuartal I Tahun 2024 Dengan Kinerja Positif, Jasa Marga Bukukan Laba Bersih Rp585,92 Miliar

MONITOR, Jakata - PT Jasa Marga (Persero) Tbk “Perseroan” berhasil membuka Kuartal I Tahun 2024…

54 menit yang lalu

33 Direktur Teknik Asprov PSSI Mengikuti Workshop dari FIFA di Jakarta

MONITOR, Jakarta - PSSI kembali melakukan inovasi dan terobosan, kali ini melalui Departemen Teknik PSSI,…

2 jam yang lalu

Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Ini Persyaratannya

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menggelar Penyuluh Agama Islam (PAI) Award 2024 Tingkat Nasional. ⁠Pendaftaran…

4 jam yang lalu

Stop Pemborosan Negara, Tutup BUMD yang Tak Beraktivitas Lagi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Marinus Gea mengimbau kepada pemerintah daerah untuk…

4 jam yang lalu

Kementerian PUPR Selesaikan Penggantian 9 Jembatan Tipe Callender Hamilton Sebagai Penghubung Antarwilayah di Jawa Timur

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penggantian 9 jembatan…

5 jam yang lalu

Ketua Umum Dharma Pertiwi Gelar Halal Bihalal Bersama Pengurus Pusat, Yayasan dan Karyawan

MONITOR, Jakarta - Ny. Evi Agus Subiyanto selaku Ketua Umum Dharma Pertiwi dan Ketua Umum…

6 jam yang lalu