MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima penghargaan Yanda Satya Pemuda Pancasila atas dedikasinya dalam organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila.
Termasuk kiprahnya dalam membumikan Pancasila di Tanah Air, baik sebagai kader Pemuda Pancasila maupun sebagai pejabat negara dari mulai menjabat Ketua Komisi III DPR RI, Ketua DPR RI hingga kini sebagai Ketua MPR RI.
Dalam pemberian penghargaan yang diberikan bersamaan dengan penandatanganan MoU kerjasama Pemuda Pancasila dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang akan menjadi tonggak sinergi positif antara lembaga pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan.
“Penghargaan Yanda Satya Pemuda Pancasila akan menjadi penyemangat bagi seluruh kader Pemuda Pancasila bahwa usaha dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila tak boleh kendur sampai kapanpun. Sebagaimana moto Pemuda Pancasila, ‘Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang’,” kata Bamsoet dalam penutupan Musyawarah Besar Pemuda Pancasila ke-60, di Jakarta, Senin (28/10).
Penutupan Mubes Pemuda Pancasila ke-60 dilakukan Wapres K.H Maruf Amin. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membuka Mubes pada Sabtu (26/10).
Dalam acara tersebut juga sekaligus penyerahan kartu tanda anggota kehormatan dan kartu anggota luar Biasa kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Mar’uf Amin.
“Dengan diterimanya kartu tanda anggota Pemuda Pancasila tersebut, maka Bapak Jokowi dan Bapak Mar’uf Amin telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila. Sehingga dengan demikian, kami kami secara organisasi ikut bertanggung jawab menjaga Pak Jokowi dan Pak Mar’uf Amin,” tegas Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjoesoemarno.
Untuk diketahui, dalama acara pembukaan ini, selain Wapres Mar’ruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga dihadiri Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini berharap para kader Pemuda Pancasila memaksimalkan MoU tersebut sebagai bakti pengabdian kepada negeri. Terkait dengan MoU dengan Kementerian Koperasi dan UKM, misalnya, harus dimaksimalkan untuk memberdayakan masyarakat kecil menjadi mandiri secara ekonomi.
“Dengan jumlah kader mencapai 3 juta serta jangkauan Pemuda Pancasila yang menembus hinga ke pelosok desa terpencil, bisa menjadi motor penggerak bagi pengembangan koperasi dan UKM. Sehingga, jargon koperasi dan UKM sebagai soko guru perekonomian nasional benar-benar bisa terwujud secara nyata. Dengan demikian kontribusi koperasi dan UKM terhadap produk domestik bruto bisa lebih dari 5 persen,” papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga menyoroti masih sedikitnya pertumbuhan koperasi di Indonesia. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukan, per tahun 2018 jumlah koperasi yang sudah direformasi secara total melalui program Online Database System (ODS) mencapai 138.140 unit usaha. Sedangkan pelaku usaha UKM mencapai 58,97 juta orang.
“Dengan dukungan Pemuda Pancasila, bukan hanya jumlahnya yang bertambah melainkan juga kualitasnya yang meningkat. Minimal, koperasi dan UKM bisa go digital, sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini yang semuanya bergerak dalam digitalisasi. Sehingga juga bisa memperluas pangsa pasar,” ucapnya.
Terkait kerjasama dengan BNPB, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mendorong kader Pemuda Pancasila bisa menjadi garda terdepan dalam memasyarakatkan warga siaga bencana. Termasuk menjadi penyelamat maupun tim SAR apabila bencana datang menimpa suatu daerah.
“Kiprah kader Pemuda Pancasila sudah teruji di berbagai medan. Semangat gotong royong yang menjadi nilai kepribadian setiap kader sesuai jati diri Pancasila, menjadi modal utama dalam menanggulangi bencana. Siap ditempatkan kapanpun menghadapi medan sesulit apapun,” pungkas Bamsoet.