Kemendes PDTT

Kemendes Kirim Pegiat Desa untuk Studi Banding Prukades ke Thailand

MONITOR, Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengirim sebelas pegiat desa ke Thailand untuk studi banding terkait program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

Di Thailand, program serupa dikenal dengan One Tambon One Product (OTOP).

Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi berharap studi banding tersebut dapat mempercepat pembangunan desa melalui inovasi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia perdesaan.

Ia mengapresiasi Pemerintah Negara Thailand yang memberikan kesempatan kepada para Kepala Desa dan Pengurus BUMDesa untuk belajar pembangunan desa di sana.

“Pesan saya kepada para peserta untuk dapat menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan dalam bentuk kerjasama dan kemitraan,” ujarnya pada pelepasan peserta Benchmarking Study Batch III di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Jumat (25/10).

Tak hanya Thailand, sebelumnya, Kemendes PDTT juga telah mengirimkan puluhan Kepala Desa dan Pengurus BUMDes untuk studi banding ke sejumlah negara lainnya yakni Tiongkok, India, dan Korea.

Menurut Anwar Sanusi, alasan Thailand menjadi negara tujuan studi banding kali ini disebabkan adanya kesesuaian program Prukades dengan OTOP. Prukades sendiri adalah program pengembangan ekonomi desa berbasis potensi unggulan kawasan perdesaan.

“Diharapkan peserta benchmarking study mendapatkan wawasan baru serta mempejari inovasi yang dapat diterapkan di masing-masing desa,” ujarnya.

Peserta studi banding yang merupakan Kepala Desa dan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) perwakilan Bangka Belitung, Sumatera Barat, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jambi ini akan mengikuti pelatihan di 4 provinsi Thailand yang dimulai dari Singburi, Ratchaburi, Phratumthani, dan Saraburi.

Tema-tema yang akan dipelajari berkaitan dengan kebijakan pembangunan desa, kebijakan pengentasan kemiskinan, dana desa di Thailand (Thai Niyom Yangyuen), Skema Pembiayan dan Kerjasama, One Tambon One Product (OTOP), strategi peningkatan pendapatan, entitas bisnis dan kewirausahaan, Micro Credit, Usaha Industri Kecil dan Rumah Tangga, dan Pariwisata berbasis masyarakat.

“Harapannya program ini dapat meningkatkan wawasan peserta, mempelajari inovasi, terlebih lagi agar Kepala Desa dan Pengurus BUMDes dapat juga membagi yang ada di desanya sehingga terjadi sharing knowledge (berbagi pengetahuan),” ujarnya.

Recent Posts

Panglima TNI Tinjau Pembangunan Fasilitas Latihan Multidimensi di Jabar

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meninjau Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat)…

4 jam yang lalu

Kemenag: Calon Dirjen Pesantren Diusulkan Menteri dan Ditentukan Presiden

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menegaskan bahwa penentuan calon Direktur Jenderal…

5 jam yang lalu

Wamen Helvi Dukung UMKM yang Fokus dalam Industri Berkelanjutan

MONITOR, Jawa Tengah - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza tegaskan…

10 jam yang lalu

Prabowo Ingin Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, DPR: Bukan Bahasa Internasional

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto…

11 jam yang lalu

Menag Sampaikan Terima Kasih atas Perhatian Presiden ke Pesantren

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas perhatiannya…

16 jam yang lalu

Apresiasi Penilaian SPPG Polri, Pengamat: Dapat Dijadikan Benchmark

MONITOR, Jakarta - Hasil penilaian positif terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri oleh pakar…

17 jam yang lalu