MONITOR, Jakarta – Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan seminar dengan tajuk ‘1st International Seminar on Mathematics Teaching and Learning’ (ISMaTeL).
Seminar internasional ini berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 Oktober 2019 di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta. Kegiatan diikuti oleh 201 peserta dari Myanmar, Lao PDR, Timor Leste, dan Indonesia.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut Prof. Dr. Marsigit, M.A. dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Wilfredo V. Alangui dari University of the Philippines Baguio Philippina, Dr. Nirmala Naresh dari University of North Texas Amerika Serikat, dan Dr. Sri Wulandari Danoebroto, M.Pd. dari PPPPTK Matematika.
Seminar ini dibuka oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Sri Renani Pantjastuti mewakili Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Selasa (22/10/2019).
Dalam kegiatan ini, selain mengikuti seminar sesi pleno dan paralel, peserta juga melakukan studi etnomatematika di situs budaya di Yogyakarta, Rabu (23/10/2019).
Situs budaya yang dikunjungi adalah Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, Keraton Yogyakarta, dan Kerajinan Perak di Kotagede Yogyakarta.
Selama kunjungan di situs budaya, peserta mendapat tugas untuk melakukan pengamatan di setiap masing-masing situs budaya yang dikunjungi serta mencatat aspek budaya yang dapat diamati sebagai potensi yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.
Dari potensi budaya yang diamati tersebut kemudian ditentukan topik matematika yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan di situs budaya tersebut selanjutnya menjadi bahan diskusi pleno dengan dipandu oleh Tim Etnomatematika yang terdiri dari dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Tidar Magelang, dan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Sri Wulandari Danoebroto, salah satu pembicara di ISMaTeL, mengatakan Indonesia memiliki keragaman budaya dan hal tersebut merupakan potensi untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.
Bentuk-bentuk matematika dalam budaya lokal sering dipandang tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan modern saat ini, sehingga keberadaannya diabaikan.
“Padahal matematika budaya atau etnomatematika berperan dalam membangun identitas individu serta dapat berperan dalam pengembangan kurikulum sekolah,” kata Sri Wulandari Danoebroto.