MONITOR, Jakarta – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) bersama UKM Center Universitas Indonesia mengkaji pembuatan dan pengukuran indeks kesejahteraan dan kebahagiaan end user penerima dana bergulir LPDB-KUMKM. Tujuan dari kajian ini antara lain untuk mengukur tingkat manfaat dana bergulir bagi end user LPDB, serta melihat implikasi/dampak positif dari program LPDB yang sudah berjalan selama 13 tahun. Hasil membuktikan, tingkat kesejahteraan individu penerima pinjaman/pembiayaan LPDB memperoleh nilai yang sangat baik.
Demikian disampaikan Direktur Utama LPDB-KUMKM Braman Setyo di Gedung LPDB-KUMKM Jakarta, Jumat (13/9). Braman mengatakan, berdasarkan Multidimensional Poverty Index (MPI) yang dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI), batas tingkat kesejahteraan individu memiliki nilai 0,33 (batas masuk dalam kategori miskin). Sedangkan, hasil kajian pembuatan dan pengukuran indeks kesejahteraan dan kebahagiaan end user penerima pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM terhadap sampel 4 (empat) wilayah di Indonesia memperoleh nilai sebesar 0,83. Nilai tersebut jauh berada di atas batas tingkat yang ditetapkan oleh OPHI.
Sampling dilakukan di 4 (empat) kota di Indonesia yaitu Surabaya, Semarang, Denpasar dan Bandar Lampung. Kajian ini memiliki 3 (tiga) tujuan utama, yakni untuk mengukur tingkat kesejahteraan individu end user mitra LPDB-KUMKM, mengukur tingkat kesejahteraan individu end user mitra LPDB-KUMKM sebagai pelaku usaha, dan mengukur tingkat kebahagiaan end user mitra LPDB-KUMKM.
Selain untuk mengetahui dampak pinjaman/pembiayaan kepada end user penerima dana bergulir LPDB, kajian juga dilakukan untuk mengukur indeks kesejahteraan usaha end user LPDB berdasarkan dimensi status usaha, sumber daya manusia, kepemilikan asset, keuangan dan akses ke lembaga keuangan. Hasil menunjukkan angka 0,56 dari batas tingkat yang ditetapkan sebesar 1 (satu).
Nilai tersebut menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya lebih besar lagi dari LPDB-KUMKM untuk meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat naik kelas. Antara lain, melalui kemudahan memperoleh legalitas usaha dan meningkatkan kesadaran UMKM terhadap perlunya melakukan pencatatan administrasi keuangan usaha.
Sementara itu, indeks kebahagiaan untuk keseluruhan sampel mengalami peningkatan dari tiga tahun lalu yaitu dari 77 menjadi 81 dan diprediksi dalam tiga tahun mendatang akan meningkat menjadi 84. Indeks tersebut diukur dengan menggunakan indikator pengakuan sosial, kehidupan pribadi dan keluarga, kehidupan sosial dan lingkungan, serta kehidupan bisnis.
Hal ini mengindikasikan bahwa end user penerima pinjaman/pembiayaan LPDB memiliki optimisme akan kehidupan yang lebih bahagia di masa depan. Prioritas hidup utama bagi para end user penerima dana bergulir adalah kesejahteraan, keharmonisan, dan kesehatan keluarga. Selain itu, kepemilikan tabungan menjadi prioritas utama end user dalam menjalankan hidup sehari-hari, hal ini mengidentifikasikan bahwa mereka telah memiliki kesadaran akan menabung.
“Pada akhirnya kajian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada stakeholder tentang seberapa besar dampak dan manfaat LPDB-KUMKM kepada end user penerima dana bergulir. Selain itu, menginformasikan dan mereferensikan kepada masyarakat Indonesia tentang keberadaan LPDB-KUMKM dalam kontribusinya sebagai salah satu Agent of Government. Hal ini erat kaitannya dengan perkuatan permodalan koperasi dan UKM melalui program dana bergulir LPDB-KUMKM,” kata Braman.
Lanjutnya, kajian ini juga merupakan bagian dari paradigma baru LPDB-KUMKM yaitu Tri Sukses, yaitu sukses penyaluran, sukses pemanfaatan dan sukses pengembalian. Sukses pemanfaatan inilah yang terus dikaji oleh LPDB-KUMKM bersama UKM Center UI. Ke depan, LPDB-KUMKM berharap terus eksis menjadi lembaga pembiayaan yang unggul, handal dan terpercaya, serta berkontribusi aktif dalam perkembangan dan kemajuan koperasi dan UKM di Indonesia.