Jumat, 19 April, 2024

Kemendes PDTT-Perguruan Tinggi Dorong Peningkatan SDM Desa

MONITOR, Yogyakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Anwar Sanusi menekankan pentingnya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia di desa-desa dan peningkatan aktivitas perekonomian di desa melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi.

Hal tersebut disampaikan Anwar saat membuka acara diskusi Forum Perguruan Tinggi untuk Desa Tahun 2019 di Hotel Grand Keisha Yogyakarta (17/10).

Menurutnya, pembangunan di desa pada awalnya berfokus untuk pembangunan infrastruktur yang baik, tahun-tahun ke depan akan lebih mengusung nilai tambah fasilitas sosial dasar.

“Pertama, bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat desa. Literasi masyarakat masih menjadi isu penting dan persoalan krusial untuk dicarikan solusinya bersama. Kita ingin dana desa Rp 400 Triliun nantinya betul-betul menjadi modal masyarakat desa untuk tumbuh berkembang lebih besar. Bagaimana membangun kapasitas SDM desa,” ujarnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Anwar menyampaikan bahwa masing-masing desa memiliki potensi. Oleh karena itu, perlu dibentuk SDM yang sesuai dengan kebutuhan desa dalam menggarap potensi didesa. Dan Perguruan Tinggi menurutnya memiliki informasi dan pemetaan kebutuhan masing-masing desa. Selain itu, diperlukan konektivitas antar desa, kabupaten, provinsi yang merupakan urat nadi aktivitas perekonomian di perdesaan.

“Beberapa strategi yang ditawarkan yaitu melalui desa-desa wisata yang sekarang jumlahnya mencapai sekitar 7.200 desa. Semakin banyak desa wisata, akan memberikan kontribusi pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kedua, desa digital. Revolusi industri 4.0 untuk tingkatkan ekonomi desa. Peta lima tahun ke depan yang sama-sama harus kita laksanakan, mengawal bagaimana desa bisa menjemput harapannya,” terangnya.

Anwar menegaskan bahwa forum ini sebagai wadah evaluasi dan komunikasi untuk kontribusi Perguruan Tinggi bersama Kemendes PDTT. Terkait dengan pembangunan desa, pihaknya berterima kasih pada pimpinan universitas yang telah memberikan bantuan untuk mengawal program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa dengan target-target terlampaui.

“Selama lima tahun terakhir kita harus dorong 2.500 desa mandiri, di akhir tahun 2018 tercapai 2.600 desa mandiri. Dan Entaskan 5.000 desa tertingggal, pada akhir tahun 2018 terentaskan 6.000 desa tertinggal. Lima tahun kedepan target ditambahkan, desa mandiri menjadi 5.000, dan desa tertinggal menjadi 10.000. Untuk melaksanakan ini tidak cukup dengan pemerintah desa, kabupaten, provinsi. Hadirnya Forum Pertides ini diperlukan, capain-capain yang sudah dicapai menjadi modal. Ini hasil kerjasama dengan perguruan tinggi. Perguruan Tinggi banyak sekali sumber dayanya yang berperan signifikan dalam mengubah wajah perdesaan,” jelasnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengatakan bahwa pembangunan jika tidak berfokus pada desa maka selamanya akan terjadi ketimpangan antara desa dan kota, jadi sangat tepat membangun dari pinggiran. Forum Pertides ini dinilai bagus karena ada sinergitas antara Kemendes PDTT dengan Perguruan Tinggi dalam membangun desa.

“Bersama-sama antara Perguruan Tinggi dan Kemendes PDTT melakukan percepatan-percepatan demi kemajuan desa-desa. Mahasiswa belajar ke desa, kearifan lokal yang dimiliki desa, beri dorongan motivasi supaya masyarakat desa punya rasa optimistis dan berbuat untuk kesejahteraannya. Desa memiliki potensi yang besar tapi harus dapat sentuhan dari orang-orang yang mendapat pendidikan yang baik. Kita yakin forum ini sangat penting untuk memajukan desa-desa,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Forum Pertides yang juga Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Akhmad Fauzi mengatakan bahwa Pertides ini yang semula terdiri dari 11 Perguruan Tinggi, sekarang sudah ada 99 Perguruan Tinggi Negeri/Swasta se- Indonesia. Potensi Perguruan Tinggi salah satunya yaitu teknologi-teknologi yang dihasilkan. Dirinya berharap, bahwa dengan adanya teknologi tepat guna, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat desa karena bisa mengolah dan memproduksi sendiri.

“Indikator dari kesejahteraan masyarakat yaitu perputaran uang yang ada di desa tidak cepat keluar. Produk-produk lokal bisa kita kembangkan maka perputaran uangnya menjadi lama di desa, tapi jika tidak ada aktivitas ekonomi, pasti uangnya akan keluar dari desa. Jadi, PR kita bersama bagaimana berdayakan masyarakat desa,” ujarnya.

Ia menambahkan bagaimana kehadiran Kemendes PDTT menyentuh daerah-daerah yang belum terjangkau sebelumnya. Apalagi setelah ada bantuan dari dana desa.

“Perguruan Tinggi mengawal, memberikan pendidikan pada kepala desa untuk penggunaan dana desa. Masyarakat yang belum tersentuh bisa tersentuh,” harapnya.

Sementara itu Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Bonivasius Prasetya Ichtiarto menjelaskan bahwa Forum Pertides tahun 2019 ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan program kerja dan sinergitas program antara Kemendes PDTT dengan Forum Perguruan Tinggi untuk Desa, agar setiap unit eselon I di lingkungan Kemendes PDTT bersama mitra dari Forum Pertides bersinergi merumuskan rencana program dan timeline kegiatan tahun 2020 dalam rangka percepatan mewujudkan Desa Mandiri.

“Forum ini merupakan wadah sinergi akademisi untuk mendukung Kemendes PDTT dalam pembangunan desa dari pinggiran. Tujuannya yaitu untuk evaluasi atas apa saja yang sudah dilakukan dan program-program apa yang bisa dikerjasamakan lagi dengan Perguruan Tinggi kedepannya,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER