MONITOR Jakarta – Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing memuji keputusan Partai Gerindra yang mengambil jalan musyawarah mufakat dalam proses pemilihan ketua MPR RI pada Kamis malam (3/10/2019).
Menurut Emrus, penentuan pimpinan MPR RI periode 2019-2024 telah berlangsung dengan musyawarah yang sangat berkualitas dimana sebelumnya ada dua nama diajukan menduduki jabatan Ketua MPR, yaitu Bambang Soesatyo dari Golkar dan Ahmad Muzani dari Gerindra.
“Saat itu, muncul spekulasi akan terjadi voting seperti 2014 yang lalu. Ketika menjelang penentuan, saya mengatakan di berbagai media, jangan sampai penentuan pimpinan MPR-RI dilakukan dengan voting. Harus dengan musyawarah sebagai marwahnya dari lembaga MPR-RI itu sendiri yaitu musyawarah. Akhirnya benar-benar musayawarah,” kata Emrus dalam pernyataan tertulisnya kepada MONITOR, Jum’at (4/10/2019).
Sebelumnya, ketika menjelang penentuan, Ketua Fraksi Partai Gerindra di parlemen, Ahmad Riza Patria mengungkapkan, Fraksi Partai Gerindra sepakat mengusung Bambang Soesatyo sebagai calon Ketua MPR RI periode 2019-2024. Semua peserta paripurna bertepuk tangan memberikan apresiasi luar biasa kepada Gerindra.
Emrus menambahkan jika keputusan Gerindra tersebut sangat bagus bagi perjalanan demokrasi di Indonesia dan sekaligus sangat baik bagi gerak politik Gerindra lima tahun ke depan.
“Setidaknya ada tiga sisi yang saling sinergi, menurut saya, baik bagi Gerindra,” ujarnya.
Pertama, Gerindra sebagai partai yang menunjukkan kematangan bermusyawarah di lembaga permusyawaratan. Tentu ini akan mendapat penilaian positif dari kalangan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan demokrasi musyawarah.
“Karena itu tidak berlebihan bila ada kalangan memberi pijian kepada seluruh anggota MPR-RI dari Gerindra yang telah mengawali tugas dengan bermusyawarah di MPR-RI dalam penentuan pimpinan. Tentu harapan rakyat ke depan, Gerindra harus terus menjaga lembaga MPR-RI ini tetap menjadi forum-forum musyawarah yang elegan dan berkualitas prima untuk Indonesia jaya,” tandas Emrus.
Kedua, dengan melalui proses musyawarah penentuan pimpinan MPR-RI tersebut, terbuka luas bagi kader Gerindra mengambil peran menjadi ketua di beberapa komisi di lembaga legislatif.
“Tentu, Gerindra akan berbahagia bila kadernya memimpin komisi di legislatif yang linear dengan janji politik ketika kampanye pemilu 2019. Misalnya menjadi ketua komisi yang membidangi pertanian, sumberdaya dan lain sebagainya,” katanya.
Ketiga, juga semakin terbuka lebar bagi Gerinda bagian dari koalisi pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin lima tahun ke depan bersama-sama dengan sejumlah partai pengusung, utamanya PDI-P, Golkar, PKB dan PPP.
“Bisa saja beberapa kader Gerindra, dua atau paling tidak satu orang menjadi anggota kabinet di kementerian yang juga linear dengan visi, misi dan program kampanye ketika Pilpres 2019. Inilah yang saya sebut sebagai koalisi gotong royong. Semoga,” pungkas Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner itu.