MONITOR, Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyelenggarakan Workshop on Agricultural Transformation bekerjasama dengan the Asian Productivity Organization (APO) yang dimulai pada Senin (30/9) di Bali.
Kemendes PDTT telah 4 (empat) kali bekerjasama dengan the Asian Productivity Organization dalam menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas di bidang produktivitas.
Pada tahun 2019 ini, program yang diselenggarakan bertajuk Workshop on Agricultural Transformation atau transformasi pertanian mengundang perwakilan dari 20 negara anggota APO antara lain Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Iran, India, Fiji, Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Pakistan, Mongolia, dan Laos. Adapun Malaysia, Hongkong, Kamboja dan Singapura tidak mengirimkan perwakilannya.
Dalam workshop ini diberikan pembelajaran dengan narasumber yang berasal dari Jepang dan Korea Selatan, presentasi country paper, diskusi kelompok, dan field trip.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan ini menyampaikan 4 program prioritas Kemendes PDTT di bidang pertanian, antara lain embung desa, produk unggulan desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan fasilitas ruang terbuka di desa.
Menurutnya, kebutuhan terhadap pangan semakin meningkat, namun ketersediaan dari sumber daya utama seperti lahan dan air untuk pertanian dan produksi pangan semakin menurun. Hal ini akan berdampak pada ketahanan pangan di masa depan.
“Oleh karena itu, diperlukan adanya pendekatan baru untuk mentransformasi pertanian. Workshop ini diharapkan dapat mereview kebijakan dan program-program transformasi pertanian dari setiap negara.” katanya.
Sementara itu, Kenji Watanabe sebagai perwakilan dari APO menyampaikan bahwa transformasi pertanian merupakan subyek utama di bidang pertanian. Para peserta kiranya dapat berbagi transformasi pertanian yang dilaksanakan di negaranya.
“Workshop kali ini juga diharapkan dapat menjadi awal dari kerjasama selanjutnya di bidang transformasi pertanian.” Katanya.
Hal yang sama juga diutarakan perwakilan dari National Productivity Organization (NPO) Indonesia, Astri Christafilia. Astri menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting karena peserta dapat berbagi pengetahuan, ide-ide, dan pengalaman dari negara masing-masing.
“Hal ini merupakan usaha kami untuk menghadapi perubahan teknologi di bidang pertanian di era Revolusi Industri 4.0. Konsep transformasi pertanian kiranya bisa memiliki aturan atau undang-undang tersendiri untuk dapat tetap melindungi peran tenaga kerja kita.” katanya.
MONITOR, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat koperasi sebagai…
MONITOR, Jakarta - Dalam perkembangan penting bagi sektor manufaktur Asia Tenggara, Continuum sebagai perusahaan terkemuka…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mengintensifkan upayanya dalam memperkuat ekosistem industri halal nasional guna …
MONITOR, Jakarta - Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Jeddah Yusron B Ambary mengaku mendapat…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas eskalasi konflik bersenjata antara…
MONITOR, Jakarta - Sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan serta mempercepat penurunan angka kemiskinan…