BERITA

Aksi Renungan Komando: ‘Sejuta Duka Atas Matinya Nurani’

MONITOR, Jakarta – Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan mengelar aksi renungan atas korban jiwa dan luka-luka dalam aksi unjuk rasa menolak sejumlah rancangan undang-undang (RUU) bermasalah.

Aksi renungan yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (28/9) yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa dari universitas yang tergabung dalam Komando yakni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP), Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Universitas Pamulang (Unpam) dan UMJ selaku tuan rumah.

“Aksi ini juga digelar karena rasa prihatin kami terhadap gerakan mahasiswa yang dihadap-hadapkan oleh tindakan represif dan arogansi bahkan intimidasi kepada gerakan mahasiswa,” kata Humas Komando Tangsel Adit dalam keterangan tertulisnya yang diterima monitor.co.id, Minggu (29/9).

Aksi renungan yang mengangkat tema ‘Sejuta Duka Atas Matinya Nurani, para mahasiswa dari empat kampus melakukan giat doa bersama dan tabur bunga untuk para korban jiwa hingga luka-luka dalam aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan pelajar.

Dalam kesempatannya, Adit menilai bahwa gugurnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, La Randi dan M Yusuf Kardawi serta pelajar Bagus Putra Mahendra pada momentum aksi telah menujukan adanya tindakan represif yang dilakukan oleh pihak kepolisian kepada demonstran.

Kondisi itu, lanjut Adit, juga ditunjukan dengan keberadaan ratusan mahasiswa hingga pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia yang mengalami luka-luka dan kriminalisasi saat melakukan unjuk rasa.

“Kepolisian telah mencoreng nama baik institusi. Ini sama sekali tidak menunjukkan karakter Jenderal Hoegeng serta tidak menjunjung tinggi tribrata dan caturprasetya yang seharusnya sudah menjadi nurani aparat kepolisian,” tegas Adit.

Dengan kondisi demikian, Adit secara tegas mendesak agar negara dapat hadir dan bertanggung jawab dan memberikan perlindungan hukum bagi rakyatnya dalam hal ini mahasiswa dan pelajar.

Sementara itu, mahasiswa IISIP Jakarta Muhamad Abdi Rohman mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan aksi solidaritas dan duka atas mereka yang menjadi korban kekerasan dan tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian.

“Kematian memang adalah takdir, tapi kami sadar bahwa mereka mati dalam takdir juang. Kita ingatkan bahwa tindakan keji yang para aparat lakukan, tidak akan membuat kami takut, tidak akan membuat semangat kami hilang,”pungkasnya.

Recent Posts

Ini Lima Arah Kebijakan Penelitian PTKIN

MONITOR, Jakarta - Penelitian menjadi aspek penting dalam pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).…

30 menit yang lalu

World Expo Osaka 2025, Menperin Paparkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kuliah umum di Universitas Hiroshima,…

1 jam yang lalu

Haji 2025 Sukses, Menag Apresiasi Totalitas Para Petugas

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi menutup operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446…

2 jam yang lalu

Parade Bastille Day 2025, Simbol Kemitraan Strategis Militer Indonesia dan Prancis

MONITOR, Jakarta - Derap langkah tegap diiringi irama langkah yang kompak dan penuh semangat, pasukan…

11 jam yang lalu

Uni Eropa Permudah Visa Bagi WNI, DPR Dorong Orkestrasi RI Manfaatkan Momentum Borderless

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menyambut…

12 jam yang lalu

Menteri PU Tinjau Sekolah Rakyat di NTB, Tahap Kedua Dimulai September 2025

MONITOR, NTB - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau secara langsung digunakannya Sekolah Rakyat…

13 jam yang lalu