BERITA

Tutup Logo KPK, Saut: Kain Hitam Simbol Penolakan Revisi UU

MONITOR, Jakarta – Pro kontra terkait dengan revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK sebagai inisiatif DPR terus berlangsung.

Seperti yang dilakukan sejumlah pegawai KPK yang menggelar aksi menutup logo bertuliskan ‘KPK’ yang berada di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan dengan kain hitam sebagai sikap penolakan terhadap RUU a quo tersebut.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengungkapkan bahwa penutupan logo KPK dengan kain hitam hanyalah sebagai simbol. Dia menyebut ketidaksamaan ucapan dengan tindakan masih terlihat saat ini.

“Kenyataannya apa? kenyataannya ucapan, pikiran, tindakan orang tidak sama, kenyataannya apa? kenyataannya sangat lambat pertumbuhannya, kenyataannya apa?. Kita tanda tangani piagam PBB terus kemudian kita tidak lanjutkan. Tahun 2003 piagam PBB, tahun 2006 kita tandatangani sampai hari ini kita tidak laksanakan itu,” kata Saut kepada wartawan, di Gedung Merah Putih, Minggu (8/9).

Lanjut Saut, sembari mengutip oleh salah seorang pelukis yang mengatakan bahwa ‘saya tidak pernah melukis ketakutan saya, saya tidak pernah melukis mimpi-mimpi saja. Tapi, saya melukis tentang realita’.

“Saya quot itu, saya katakan KPK hari ini tidak pernah takut, KPK tidak pernah bermimpi tapi KPK bicara kenyataan,” ujar dia.

KPK, tegas Saut tidak pernah takut mengatakan fakta yang salah satu faktanya menunjukkan indeks korupsi di Indonesia yang saat ini masih tinggi.  Dia menyebutkan, indeks korupsi menunjukkan diangka 38.

“Maknanya bahwa kita sekarang tidak boleh bermimpi, tidak boleh takut tapi kita harus menghadapi kenyataan. Kenyataanya itu, indeks presepsi korupsinya 38 dan tidak sesuainya ucapan pikiran dan tindakan,”papar dia.

Dia juga menyebut ketidaksamaan ucapan dengan tindakan masih terlihat saat ini.

“Kenyataannya apa? kenyataannya ucapan, pikiran, tindakan orang tidak sama, kenyataannya apa? kenyataannya sangat lambat pertumbuhannya, kenyataannya apa? kita tanda tangani piagam PBB terus kemudian kita tidak lanjutkan. Tahun 2003 piagam PBB, tahun 2006 kita tandatangani sampai hari ini kita tidak laksanakan itu,”pungkasnya.

Recent Posts

Soroti Pembentukan 500 Batalyon, DPR: Ketahanan Pangan Baiknya Jangan Dialihkan ke Militer

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menanggapi pembentukan 500 Batalyon Infanteri…

40 menit yang lalu

Menag Apresiasi Penyuluh dan Kepala Daerah Penerima Penais Award 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menutup sekaligus memberikan penghargaan kepada Penyuluh Agama Islam…

1 jam yang lalu

Puan Harap Kepastian Hukum dan Revisi UU Hak Cipta Atasi Polemik Royalti Lagu

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong penyelesaian polemik royalti lagu dengan menekankan…

2 jam yang lalu

UPH dan Kemendag RI Kerja Sama Dorong Wawasan dan Kontribusi Mahasiswa

MONITOR, Jakarta - Sebagai wujud komitmen memperluas wawasan akademik sekaligus memperkuat kontribusi nyata bagi bangsa,…

3 jam yang lalu

DPR Usulkan Program LPDP Disesuaikan Dengan Sektor Kerja

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyanan menilai lulusan beasiswa dari Lembaga…

4 jam yang lalu

Menteri Agama: Program MBG Strategis Siapkan Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menegaskan komitmen penuh Kementerian Agama dalam…

4 jam yang lalu