Jumat, 29 Maret, 2024

Agrowisata Petik Buah Jeruk di Banjar jadi Andalan, Pendapatan Petani Naik Pesat

MONITOR, Banjarmasin – Jeruk siam banjar merupakan komoditas unggulan asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sentra buah oranye dengan rasa legit ini berada di Kecamatan Astambul dan Sungai Tabuk.

Budidaya jeruk ini berkembang dengan sistem sorjan atau dibudidayakan bersama tanaman padi dan ikan. Buah ini memiliki jumlah populasi 200 batang per hektare. Berdasarkan data Kabupaten Banjar 2018, terdapat 550.334 pohon yang sudah berproduksi.

“Total produksi 96.669 kuintal dengan produktivitas 0,69 kuintal per pohon. Populasi terbesar di Kecamatan Astambul sebanyak 264.495 pohon dan Kecamatan Sungai Tabuk sebanyak 170.548 pohon,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Muhamad Fachri.

Pria yang biasa dipanggil Fachri ini menjelaskan, dua sentra utama ini berdekatan dengan wisata religi makam Syech Mahmud Al Banjari. Lokasi ini ramai dikunjungi peziarah.

- Advertisement -

Sementara itu, Kecamatan Sungai Tabuk berdekatan dengan wisata pasar terapung Lok Baintan. Untuk itu Fachri mempunyai konsep pengembangan kebun jeruk sebagai agrowisata petik buah. Tujuannya memperkenalkan lebih luas potensi Kabupaten Banjar khususnya buah jeruk. Selain itu tentunya meningkatkan taraf hidup petani.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, beberapa hari lalu Dinas Pertanian Kabupaten Banjar menyelenggarakan rapat pengutuhan Kawasan Agrowisata Berbasis Jeruk. Menggandeng Direktorat Jenderal Hortikultura, Bappelitbang Kabupaten Banjar, Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar, PMD Kabupaten Banjar serta unsur perangkat daerah Camat dan Kepala Desa setempat. Tujuannya menghasilkan kesepakatan konsep agrowisata yang akan launching pada Juni 2020.

Desa Sungai Alat dipilih sebagai lokasi agrowisata. Daerah ini memiliki luasan 103 hektare dengan potensi pengembangan lahan lebih dari 1000 hektare. Terhampar di lahan sawah yang terintegrasi dengan program Serasi Kementan.

“Sumber air tersedia cukup banyak berasal dari sungai Desa Alat. Adanya sumber air ini motivasi petani untuk mengembangkan kawasan jeruk sebagai kawasan agribisinis,” papar Facri saat pertemuan.

Dirinya menjelaskan dari pertemuan tersebut, masing-masing instansi bersepakat mewujudkan agrowisata petik buah jeruk di Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul tersebut.

“Mulai dari aspek on farm, teknologi budidaya, pendampingan penyuluh, sarana prasarana hingga pemasaran serta sarana pendukung wisata,” lanjutnya.

Sementara itu, Camat Astambul Jarji Zaidan mengungkapkan bahwa konsep ini sejalan dengan rancangan Kawasan Korporasi Buah yang dirancang oleh Ditjen Hortikultura.

“Tentunya kami dukung dengan perbaikan anggaran pengembangan desa untuk pengutuhan kawasan agrowisata petik buah jeruk di Kecamatan Sungai Alat,” ujar Jarji.

Direktur Buah dan Florikutura, Liferdi Lukman mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan jeruk terintegrasi dengan program perluasan tanam, wisata, industri kecil, koperasi, Bumdes dan Serasi.

“Pengembangan kawasan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kami berharap kawasan korporasi jeruk Kabupaten Banjar dapat segera terwujud. Hasilnya dapat terus meningkat dan menembus pasar ekspor manca negara,” ujar Liferdi.

Liferdi optimistis jika pemerintah dan petani bisa bekerja sama mengembangkan jeruk dengan baik. Dengan meningkatkan kualitas, kuantitas dan perluasan pasar maka sangat mungkin Indonesia mampu mensuplai permintaan negara luar.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER