PERTANIAN

Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ekspor beras organik dari tahun ke tahun meningkat. Terbukti, Kementan telah menerbitkan rekomendasi ekspor 143 ton beras organik dan sampai dengan Juni 2019 sebanyak 252 ton beras organik. Dengan demikian, ini menjadi angin segar bagi para petani yang membudidayakan padi secara organik.

Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwarman menyatakan dalam menghasilkan beras organik yang bisa diterima pasar luar tentunya tidak terlepas dari sistem budidaya yang menghindari bahan-bahan kimia. Salah satunya dalam hal pengendalian OPT dengan menggunakan agens hayati.

“Penerapan teknologi pengendalian OPT pada pertanian organik dengan tindakan pencegahan yang sesuai dengan prinsip budidaya organik,” ujar Suwarman di Jatisari, Karawang, Senin (2/9/2019).

Suwarman menjelaskan Paenibacillus polymyxa merupakan bakteri antagonis yang cukup efektif untuk menekan serangan OPT, seperti blas dan Hawar Daun Bakteri pada pertanaman padi. Di alam banyak terdapat mikroorganisme yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan OPT yang menyerang pada pertanaman, baik itu yang bersifat antagonis maupun entomopatogen .

“Hal ini selaras dengan pesan Bapak Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi pada saat kunjungan kerja di Balai Besar Peramalan OPT, bahwa setiap penyakit dan hama pasti ada obatnya di sekitarnya, yaitu secara alami,” sebutnya.

Agus (65 tahun) seorang petani asal Desa Galudra, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta yang sudah membudidayakan padi organik sejak 7 tahun yang lalu mengungkapkan awal memulai budidaya padi organik, ia menetralisir air yang mengalir dari sumber aliran dengan menggunakan tanaman eceng gondok yang ditanam dan ditampung dalam kolam. Kemudian air tampungan tersebut dialirkan pada petakan padi organik seluas lebih kurang 2500 m2.

“Sudah 3 tahun terakhir, saya jarang menemukan serangan OPT yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan penerapan teknologi yang berkesinambungan disetiap musimnya. Teknologi pengendalian OPT dimulai dari penyeleksian benih dengan menggunakan air garam, selanjutnya direndam dalam larutan bakteri Paenibaccillus polymyxa,” ungkapnya.

Pada saat olah tanah,kata Agus, dirinya mengaplikasikan pupuk kandang berupa kotoran sapi sebanyak 2 kuintal dilanjutkan dengan pemupukan ke-2 dan ke-3 dengan menggunakan air kencing hewan ternak. Sementara upaya dalam menerapkan teknologi pencegahan terhadap kemunculan OPT, yaitu dengan mengaplikasikan larutan bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas flourescens pada saat umur tanaman 2, 4 dan 6 MST dengan dosis 5 cc/liter.

“Alhamdulillah dengan aplikasi agens hayati, kemunculan OPT bisa dicegah,” terangnya.

Perlu diketahui, ekspor beras organik tersebut berhasil masuk ke beberapa negara, seperti Jepang, Hongkong, Jerman, US, Perancis, Malaysia dan Singapura dari beberapa perusahaan seperti CV Shinta Rama, PT Bloom Agro, PT Bumi Subur Sejahtera Lestari dan PT Sejahtera Makmur Semesta.

Recent Posts

Menag Siap Terlibat Aktif pada Program Wakaf Produktif Pertanian yang Digagas ICMI dan IPB

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan kesiapan Kementerian Agama untuk terlibat aktif dalam…

36 menit yang lalu

MUI Dukung Pemerintah Coret Penerima Bansos Terlibat Judol

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Wantim Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Zainut Tahid Sa’adi…

43 menit yang lalu

Forum ICMI, Prof Rokhmin paparkan Strategi Transformasi Sektor Pangan untuk Wujudkan Kedaulatan

MONITOR - Anggota Komisi IV DPR-RI Prof Rokhmin Dahuri mendorong pemerintah untuk melakukan transformasi sektor…

4 jam yang lalu

Satu Dosis Vaksin Tak Cukup, Kementan Gaungkan Vaksinasi Booster PMK

MONITOR, Jakarta — Pemerintah terus memperkuat upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui pelaksanaan…

6 jam yang lalu

Soroti Jutaan Sarjana Nganggur, Puan Dorong Orkestrasi Lintas Kementerian Jembatani Pelamar Kerja

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti jumlah pengangguran berpendidikan sarjana di Indonesia…

10 jam yang lalu

Dukung Ketahanan Air dan Pangan, Kementerian PU Perkuat Infrastruktur Sumber Daya Air di Kalbar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat program dukungan ketahanan air dan pangan…

14 jam yang lalu