MONITOR, Jakarta – Pertamina kembali berpartisipasi dalam ajang pelestarian seni dan budaya nusantara dengan mengikutsertakan mitra binaannya pada Pameran Warisan yang diadakan di Hall Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC) pada 22 – 25 Agustus 2019. Dengan bertemakan Citra Bahtera Nusantara, Pameran Warisan diikuti oleh pembatik, pengrajin, penenun, pengusaha batik serta tenun, dan juga mutiara.
Dalam pameran yang diselenggarakan keempat kalinya ini, sebanyak 8 Mitra Binaan terpilih Pertamina memamerkan karya warisan nusantara terbaiknya, mulai dari batik, ulos, tenun, songket yang merupakan ciri khas dari kekayaan budaya Indonesia. Kedelapan Mitra Binaan tersebut adalah Tenun Putri Rinjani dari Lombok Timur, Batik Tubo dari Kota Ternate, Aina Songket dari Sawah Lunto, Oase Gallery dari Bengkulu, Tenun Tapanuli dari Jakarta, Batik Laba-Laba dari Pekalongan, Asri Busana dari Sukaharjo, dan Batik Sri Rezeki dari Kudus.
Vice President CSR dan SMEPP Pertamina Agus Mashud mengungkapkan, Pertamina sebagai BUMN berkomitmen untuk terus memajukan UMKM agar menjadi mandiri dan tangguh. Keikutsertaan dalam Pameran bertaraf nasional seperti Warisan merupakan salah satu wujud nyata pembinaan Mitra untuk perluasan jaringan pemasaran dan meningkatkan wawasan berwirausaha.
“Kami berharap keikutsertaan Pertamina dalam pameran dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk ekonomi kreatif Mitra Binaan, khususnya Batik dan Tenun. Dengan baiknya produk yang dihasilkan, akan meningkatkan penjualan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan memajukan mitra binaan,” ungkap Agus.
Sementara itu, SMEPP Manager PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto mengungkapkan untuk memastikan kualitas kedelapan karya Mitra Binaan yang ditampilkan, semua produk yang dipamerkan sudah melewati proses kurasi, bahkan berlapis. Sebelumnya puluhan hasil tenun maupun batik dari Mitra Binaan diusulkan dari berbagai provinsi untuk dikurasi.
“Tahap pertama kurasi dilakukan di tingkat Pertamina Region, kemudian yang kedua di tingkat Pertamina Kantor Pusat, hingga akhirnya produk yang lolos seleksi dikurasi oleh Kadin dan tim kurator Warisan,” ujar Rudi.
Tim kurator Warisan bertugas untuk menilai produk yang diajukan dan akan memilih kain batik maupun tenun yang memenuhi persyaratan untuk dipamerkan di ajang Warisan, baik dari sisi keaslian, inovasi, kualitas, dan daya saing yang unggul. Bagi Pertamina, dengan kurasi dapat melihat perkembangan Mitra Binaan Pertamina yang selama ini dibina.
Ditemui saat pameran, Akhmad Solikir, UKM Batik Laba-Laba dari Pekalongan mengaku senang diikutsertakan dalam Pameran Warisan. “Senang sekali bisa ikut pameran Warisan, karena selain menambah jaringan pemasaran, wawasan kami juga bertambah. Saya sendiri tidak menyangka produk batik tulis saya terpilih dan lolos kurasi untuk ikut dipamerkan. Alhamdulillah penjualan cukup bagus,” ungkap Akhmad sambil memperbaiki letak display batiknya.
Selain itu, Fitria Gustina, UKM Oase Gallery dari Bengkulu turut menyampaikan hal senada. “Produk kopiah saya terbilang unik, selain membawa produk jadinya, saya juga membawa kulit kayu Lantung untuk bahan kopiah karena dengan melihat mereka percaya. Produk ini sangat diminati, bahkan orang Malaysia pun sangat suka. Kulit kayu Lantung di tempat kami dikenal lebih lunak, makanya cocok untuk bahan kopiah. Lentur dan tahan air,” ungkap Fitria.
Untuk produk tenun, Pertamina turut menghadirkan pengusaha tenun songket dan ulos Naomi Tiu RMA Dame dari UKM Tenun Tapanuli yang turut menyemarakkan Pameran Warisan. “Akhirnya setelah sekian lama saya dapat giliran untuk ikut pameran bersama Pertamina. Terimakasih Pertamina. Saya juga mulai memperkenalkan usaha kerajinan tenun ini ke anak saya. Saya ajak dia untuk belajar dari pameran ini, siapa tahu bisa menjadi penerus,” ujar Naomi yang telah menggeluti bisnis Tenun Tapanuli sejak 15 tahun lalu.
Bahkan buah dari kemahirannya, berbagai produk telah lahir, tidak hanya sekedar membuat kerajinan kain tenun tapanuli berupa songket dan ulos saja, namun juga berbagai produk turunannya seperti tempat tisu motif kain tapanuli dan tas motif Tapanuli.
“Saya diberikan kesempatan dengan mengerjakan pesanan dari Pertamina Marketing Operation Region III untuk membuat tas anak-anak dalam jumlah cukup banyak dengan motif kain tenun tapanuli,” ungkap wanita yang sangat menghargai networking ini.
“Saya betul- betul menghargai pentingnya networking, contohnya ketika saya ikut pameran warisan seperti ini, saya banyak undang langganan saya buat mampir dan membeli produk-produk saya. Hasilnya lumayan banyak yang beli produk saya dari network yang saya punya,” tutup Naomi.