MONITOR, Banten – Indonesia sebagai nation state dibangun oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) dari berbagai latar belakang suku, agama, dan golongan. Kenyataan itu harus disadari bersama bahwa kita adalah bangsa yang plural.
Hal itu dikatakan Ruchman Basori Kepala Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam di hadapan mahasiswa peserta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Selasa (13/8).
Namun belakangan, lanjut Ruchman, ada sekelompok orang yang ingin mempertanyakan kembali konsensus kebangsaan, Pancasila Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD ’45.
“Mereka menyebut Pancasila itu toghut dan tidak sesuai ajaran Islam, karenanya harus diganti dengan khilafah,” terangnya.
Masalah lain yang dihadapi bangsa ini, lanjut Aktivis Mahasiswa ’98 ini, yakni adanya kelompok yang sering melakukan klaim kebenaran keagamaan (truth claim) dan menganggap dirinya yang paling benar.
“Kelompok ini kalau dibiarkan berkembang menjadi kelompok yang sering mengkafir-kafirkan pihak lain (takfiri), apabila berbeda paham dan keyakinan dan ini sangat membahayakan,” kata Ruchman.
Dihadapan 2.868 mahasiswa peserta PBAK, ia berpesan agar terus belajar menjadi mahasiswa yang cerdas dan tidak gampang menerima informasi termasuk dalam hal keagamaan dari sumber yang tidak otoritatif.
“Anda semua menjadi pilar moderasi karenanya harus menggunakan critical thinking dalam setiap menerima informasi, apalagi soal keagamaan,” imbuhnya.
Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini meminta kepada mahasiswa UIN Banten untuk aktif menyuarakan paham-paham keagamaan yang moderat, terbuka dan toleran ditengah maraknya aksi-aksi radikalisme dan intoleransi yang menguasai media sosial.
“Gunakan media sosial untuk menebarkan makna hakiki agama sebagai pembawa rahmah bukan marah, yang merangkul bukan memukul sehingga umat merasa nyaman,” ajaknya.
Sementara itu, Wawan Wahyudin Wakil Rektor Biang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengatakan PBAK UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten berlangsung dari tanggal 11-14 Agustus 2019 diikuti oleh 2.868 orang tersebar di lima fakultas. Peserta dibekali materi wawasan kebangsaan dan moderasi beragama, visi misi UIN, budaya akademik dan kemahasiswaan, dan wawasan keislaman. Setiap pagi peserta juga diajak untuk melakukan sholat dhuha berjama’an untuk memperkuat semangat dan tradisi keagamaan.
Wawan berharap, UIN Banten menjadi tempat belajar yang kondusif bagi mahasiswa baru dan kelak dengan mudah menyelesaikan studi tepat waktu dan menjadi manusia-manusia yang bermanfaat.
Kegiatan PBAK berlangsung secara serentak mulai akhir Juli hingga awal september 2019. Kementeraian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam memastikan mahasiswa terbekali dengan materi moderasi beragama dan pendidikan anti korupsi.