MONITOR, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menerima audiensi dari Dosen Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), Permana di ruang kerjanya, Rabu (14/8). Permana menawarkan konsep knock down (bongkar pasang) untuk rumah transmigrasi.
Menteri Eko mengaku tertarik dengan konsep rumah hasil riset arsitek ITB ini. Pasalnya, selain murah dan praktis, rumah tersebut juga dirancang untuk tahan gempa. Menurutnya, selain dapat digunakan untuk rumah transmigrasi, konsep tersebut juga bisa digunakan untuk membangun rumah rawan gempa, rumah untuk tentara dan homestay di desa wisata.
“Idenya bagus ini. Bisa untuk rumah tahan bencana,” ujarnya.
Tak hanya itu, Eko juga tertarik dengan peluang bisnis yang dapat dikembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terkait rumah berbahan dasar kayu ini. Menurutnya, BUMDes memiliki potensi besar untuk menjadi sentra produksi bahan baku rumah knock down.
“Saya sangat mendukung program ini. Semoga ini bisa berjalan segera, sehingga selain bisa membantu memberikan lapangan pekerjaan, juga membuka peluang bisnis bagi BUMDes di desa-desa. Juga bisa menyediakan rumah dengan cepat dan murah,” ujarnya.
Permana menceritakan, rumah knock down rancangannya tersebut terinspirasi dari permainan lego yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Menurutnya, proses pembangunan rumah juga tidak membutuhkan waktu lama hanya sekitar 2-3 minggu per rumah tergantung tipe.
“Bahan rumah kita pilih kayu. Karena hutan sekarang lebih banyak hutan produksi daripada hutan alam. Selain itu, kayu yang digunakan juga bisa dari kayu serpihan yang di beberapa konstruksi menjadi limbah,” terangnya.
Ia berharap, konsep rumah tersebut tak hanya menjadi solusi bagi kebutuhan rumah murah dan rumah tahan bencana, namun juga bisa memberikan dampak bisnis dari hulu hingga hilir.
“Kayunya bisa dari desa. Skilnya juga tidak harus tinggi. Kayunya kita buat seperti lego,” ujarnya.