MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif ETOS Institute Indonesia Iskandarsyah menilai seharusnya Airlangga Hartanto mengambil opsi mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Pasalnya, selain menjabat sebagai Ketum juga menjalankan perannya selaku pembantu presiden sebagai Menteri Perindustrian.
“Tentunya, hal itu menjadi paling krusial karena beliau selaku Ketum dan menjadi bagian dalam jajaran menterinya Pak Jokowi, ya seharusnya mundurlah,” kata Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/7).
Double jabatan yang disandang Airlangga, sambung Iskandar, menunjukan jika beliau tidak memiliki sikap.
“Beliau tidak punya sikap mau menjadi Ketum partai Golkar atau menteri nya pak Jokowi. Kalau memang posisi menteri dibutuhkan figur beliau ya beliau mundur dari awal dari Ketum Golkar, bukan dua-dua nya dimakan,” paparnya.
Menurut dia, tidak adanya sikap yang diambil oleh yang bersangkutan tentunya berimbas kepada hasil kinerjanya. Saat memimpin organisasi partai beringin, yang terjadi adalah kurangnya konsolidasi, pencapaian kursi di Senayan menurun.
“Hal ini juga berimbas kepada kinerja beliau sebagai menteri perindustrian, kita sama-sama lihat permasalahan di Krakatau Stell, Semen Import dari China, sampai pacul pun impor dari China. Buat saya hal-hal tersebut akan dapat penilaian khusus dari pak presiden,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat beragama agar selalu menjaga kerukunan dan kedamaian…
MONITOR, Jakarta - Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyuarakan dukungan terhadap Kampanye 16…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta usai melakukan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan mengingatkan agar semua prajurit TNI…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mendorong Pemerintah untuk terus berkomitmen dalam…
MONITOR, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) angkat bicara terkait peristiwa penembakan terhadap Siswa SMK…