BERITA

Tekad Presiden Soal SDM, PKB: Perlu Dikuti Penataan dan Perencanaan Kebutuhan Kerja

MONITOR, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB Dita Indah Sari mengatakan bahwa tekad Presiden Terpilih Jokowi untuk fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Periode kedua nanti merupakan satu langkah yang tepat.

Pasalnya, dikatakan Dita, dari 131 juta atau sebesar 42,2 persen angkatan kerja di Indonesia hanya lulusan sekolah dasar (SD) yang mayoritas bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan konstruksi.

“Bayangkan, menurut data BPS ini ada 55 jutaan orang yang sekolahnya hanya sampai SD, bahkan tidak tamat. Tidak heran tingkat literasi anak-anak kita di bawah rata-rata 72 negara lain. Jangan tanya lagi soal kemampuan sains dan matematika, wong kemampuan baca saja rendah, walaupun tidak buta huruf,” kata Dita dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Senin (22/7).

“Kalau negara tidak intervensi habis-habisan melatih mereka, semua harapan revolusi digital, 4.0 dan sejenisnya ya susah kesampaian nantinya,”tambahnya.

Tekad Presiden Jokowi, sambung dia, harusnya diikuti dengan penataan kelembagaan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan pelibatan secara penuh para pelaku usaha sebagai user. Sebab, kata dia, percuma mahal-mahal keluar uang untuk melatih, kalau pada akhirnya tidak diserap industri lantaran skill-nya tidak cocok. Belum lagi, menurut kalangan dunia usaha 50-70% lulusan S1 tidak siap kerja.

“Menjadi kebutuhan nasional untuk dibentuk semacam Dewan Vokasi Nasional, sebuah lembaga pemerintah non departemen, yang fungsi utamanya adalah mengatur seluruh perencanaan kebutuhan tenaga kerja. Profesi apa saja yang dibutuhkan, berapa jumlahnya, kapan, dimana, bagaimana jenis kompetensinya, bagaimana sertifikasinya dan lainnya,” papar dia.

“Jadi tekad Presiden Jokowi perlu dicarikan pola koordinasi yang pas, melalui Dewan Vokasi, dan badan ini nantinya ada di bawah koordinasi Menko Perekonomian, bukan Menko PMK. Kenapa? Karena soal kompetensi SDM adalah soal employment, soal lapangan kerja, soal produktivitas. Masalah sosial itu eksesnya saja,”pungkasnya.

Recent Posts

YPSSI Berikan Santunan Rp20.000.000 Kepada Mitra Pengemudi Maxim di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Seorang mitra pengemudi Maxim berinisial S di Jakarta menerima santunan dari Yayasan…

8 jam yang lalu

Puan Tegaskan Tak Boleh Ada Toleransi Sedikitpun untuk Kekerasan Seksual di Kampus

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan tidak boleh ada toleransi bagi praktik…

11 jam yang lalu

Tarif Listrik Melonjak Pasca Kebijakan Potongan, DPR Pertanyakan Transparansi Subsidi

MONITOR, Jakarta - Belakangan ramai keluhan dari masyarakat yang mengaku tagihan listrik bulan ini melonjak…

13 jam yang lalu

Di Forum Parlemen Dunia, Wakil Ketua BKSAP Dorong Optimalisasi Peran Perempuan pada Proses Perdamaian

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana…

15 jam yang lalu

Timnas RI U-17 Lolos ke Piala Dunia, Puan: Garuda Muda Harapan dan Kebanggaan Seluruh Rakyat Indonesia

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Timnas Sepak Bola…

15 jam yang lalu

Diapresiasi, Dukungan DPR untuk Isu Krisis Kemanusiaan Myanmar di Forum Global

MONITOR, Jakarta - Inisiasi DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) terkait isu krisis…

16 jam yang lalu